Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Duh, Redenominasi Tertunda Akibat Anjloknya Rupiah

Fakhri Rezy , Jurnalis-Rabu, 21 Agustus 2013 |14:09 WIB
Duh, Redenominasi Tertunda Akibat Anjloknya Rupiah
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Pemerintah diminta jangan terlalu terburu-buru menggarap RUU Redenominasi. Hal ini melihat kondisi perekonomian sedang sulit. Pasalnya RUU Redenominasi sudah masuk ke dalam DPR tinggal menunggu pembahasan.

"Menurut pendapat saya, dalam kondisi ekonomi seperti ini dengan stabilitas politik yang juga akan mengalami kehangatan, saya rasa membuat kebijakan redenominasi tidak harus terburu-buru," ujar Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PKS Ecky Awal Mucharam saat ditemui wartawan di DPR, Jakarta, Rabu (21/8/2013).

Ecky mengatakan, walaupun begitu pembahasan akan tetap dibahas dan tidak ada pengunduran. Ini dapat membuat DPR mendapat banyak tanggapan masyarakat.

"Serta para ahli DPR juga belum tentu setuju karena ini baru pengajuan pemerintah, nanti pembahasan akan dimulai dengan rapat internal pada hari senin," ujar Ecky.

Ecky mengatakan pembahasan RUU Redenominasi tersebut akan berlangsung panjang. Hal tersebut karena jangan sampai ada persepsi yang salah dari masyarakat terkait redenominasi ini.

"Prediksi saya ini baru selesai habis pemilu, Pemerintah menginginkannya awal periode berikutnya setelah disahkannya undang-undang ini, tapi tergantung pembahasan, tentu ada masa transisi bisa enam bulan dan seterusnya," ujar Ecky.

Ecky mengatakan untuk saat ini pemerintah harus fokus ke stabilisasi rupiah dulu, bukan ke nilai dari mata uang. Walaupun begitu, RUU Redenominasi sudah keburu masuk ke DPR akan diterima terlebih dahulu.

"Kemungkinan besar, teman-teman di DPR mencari momen saat stabilitas ekonomi dan politik lebih stabil. Kan kita tidak dalam kondisi hyper-inflasi sampai harus ada sanering, ini kan redenominasi," ujar Ecky.

(Widi Agustian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement