JAKARTA - Demo besar-besaran terhadap Presiden Nicolas Maduro baru saja terjadi di Venezuela. Presiden Nicolas Maduro yang dituding sebagai biang keladi krisis menolak lengser dan menuding pihak oposisi telah berkomplot dengan Amerika Serikat (AS) untuk melakukan kudeta.
Semua ini terjadi dalam setahun ketika warganya telah berjuang mencari makanan dan juga kekurangan obat-obatan. Bahkan, inflasi Venezuela meroket dan negara ini benar-benar mengalami krisis.
Berikut empat alasan mengapa Venezuela diklaim memiliki ekonomi terburuk di dunia melansir CNN.
1. Tiga Tahun Resesi
Venezuela berada di tahun ketiga resesi. ekonominya diperkirakan mengalami kontraksi 10% tahun ini, menurut Dana Moneter Internasional (IMF). Bahkan, IMF memperkirakan Venezuela akan berada dalam resesi sampai setidaknya pada 2019.
Sementara ekonomi menyusut, harga barang meroket. Tahun ini, inflasi diperkirakan akan meningkat 475%, menurut IMF.
Nilai mata uang Venezuela telah anjlok. USD1 setara dengan 100 bolivar tepat dua tahun yang lalu. Namun, hari ini, nilai tukar bolivar mencapai 1.262 bolivar per USD.
Tahun pengeluaran pemerintah yang berlebihan pada program-program kesejahteraan, fasilitas kurang berhasil dan peternakan bobrok mengatur panggung untuk krisis.
2. Harga Minyak Jatuh
Venezuela benar-benar buruk ketika harga minyak mulai terjun pada 2014 lalu. Pasalnya, Venezuela memiliki cadangan minyak terbesar di dunia dan 95% pendapatannya berasal dari ekspor minyak.
Harga minyak lebih dari USD100 per barel pada 2014. Namun, saat ini, minyak berkisar USD50 per barel, setelah jatuh di level terendah USD26 awal tahun ini.
Masalah lainnya adalah Venezuela bersiap dengan anjloknya harga minyak lantaran sempat menyia-nyiakan peluang untuk berinvestasi di ladang minyak. Karena negara telah abai dengan pemeliharaan fasilitas minyak, produksi telah turun ke level terendah dalam 13 tahun.
Perusahaan minyak negara Venezuela, PDVSA, belum membayar perusahaan yang membantu mengekstrak minyak, seperti Schlumberger (SLB). Pada musim semi, Schlumberger dan perusahaan lain secara dramatis mengurangi operasi dengan PDVSA karena tagihan yang belum dibayar.