JAKARTA - Berlarut-larutnya skandal Bank Century menjadi salah satu penyebab turunnya nilai transaksi perdagangan beberapa waktu belakangan ini.
"Dari sisi transaksi, suka atau tidak suka memang ada pengaruhnya, nilai transaksi memang agak sedikit menurun, itu lebih kepada lokal sentimen," kata Direktur Penilaian Perusahaan PT Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Eddy Sugito, usai acara listing TOWR di Gedung BEI, Jakarta, Senin (8/3/2010).
Nilai transaksi terlihat selalu mengalami penurunan pada pekan lalu. Mulai dari Jumat 5 Maret pekan lalu, nilai transaksi yang tercatat di bursa hanya sebesar Rp2,1 triliun. Sementara pada Kamis 4 Maret, nilai transksi hanya sebesar Rp2,87 triliun, Rabu 3 Maret nilai transaksi Rp3,26 triliun, Selasa 2 Maret hanya Rp3,2 triliun, dan Senin 1 Maret sebesar Rp2,79 triliun.
Eddy melanjutkan, situasi politik terkait Bank Century ini membuat investor harus selalu mengamati perkembangannya. Yakni untuk mengawasi apakah perubahan situasi politik yang terjadi membahayakan investasinya.
Alhasil, akibat terlalu terfokus kepada situasi politik, pasar pun ditinggalkan. "Banyak energi yang dibuang di sana. Investor, khususnya lokal menjadi harus selalu memantau arah politik," jelasnya.
Walau demikian, pihak bursa belum akan melakukan perubahan revisi terkait hal tersebut. "Ini kan baru Maret, ke depannya masih panjang," ungkapnya.
BEI, katanya, juga berharap permasalahan Bank Century ini cepat selesai. Pasalnya, sekarang ini sebenarnya situasi sangat kondusif untuk indeks naik. Di mana kondisi fundamental positif dan kondisi eksternal juga sangat mendukung.
"Kita berharap kasus Century cepat selesai, pasar bisa kembali bergerak karena nilai fundamental kita punya (positif), jangan sampai momentum yang bagus ini terbenam karena isu-isu tersebut," tukas dia.