RI-Irak Kerja Sama Investasi

Sandra Karina, Jurnalis
Minggu 13 Juni 2010 19:10 WIB
Foto: Corbis
Share :

JAKARTA - Indonesia dan Irak sepakat melakukan kerja sama investasi dan tertuang dalam hasil kesepakatan pada Joint Commission Meeting yang dilakukan oleh Mendag Irak dan Mendag Indonesia Mari Elka Pangestu di Jakarta kemarin.

Contohnya, perusahaan Indonesia yakni PT Tipati Internasional dan PT Multistrada, akan melakukan investasi dan joint venture di industri pengemasan teh dan ban mobil.

Mari menargetkan, nilai perdagangan antara Indonesia dan Irak bisa ditingkatkan dalam waktu tiga tahun. Walaupun, Mari mengakui, sulit untuk menargetkan hal ini, pasalnya, nilai perdagangan dua negara yang terus mengalami fluktuasi, terutama pada lima tahun terakhir. "Mungkin kita bisa targetkan akan sama seperti tahun 2008," kata Mari, di Jakarta, kemarin.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat, total perdagangan Indonesia-Irak tertinggi dalam lima tahun dicapai pada 2008. Pada 2008, ekspor nonmigas Indonesia ke Irak mencapai USD264,409 juta.

Sementara impor nonmigas Indonesia mencapai USD1,181 juta. Total perdagangan kedua negara sekira USD265 juta. Sebab, Indonesia dan Irak saat itu tidak berdagang di sektor migas.

Pada 2009, ekspor Indonesia ke Irak menurun hingga hanya mencapai USD40,568 juta. Sementara impor Indonesia hanya USD686.000. Hingga kuartal I-2010, ekspor Indonesia ke Irak baru mencapai USD3,847 juta. Namun, hingga Maret 2010 Indonesia belum mengimpor apapun dari Irak.

Menurut Mari, produk ekspor dari Indonesia yang berpotensi untuk ditingkatkan di antaranya adalah barang konsumsi yang berbasis minyak kelapa sawit, pakaian jadi tv, ban mobil, consumer product, mie instan, teh, sabun, sparepart mobil, perabotan material dan pintu. "Pada 2003, Indonesia mengekspor teh ke Irak mencapai USD70 juta," jelas Mari.

Untuk meningkatkan nilai perdagangan, pada Kesepakatan dalam Joint Commission Meeting tersebut, kedua negara menyepakati beberapa hal, yakni membentuk Task Force untuk mengidentifikasi hambatan perdagangan dan investasi bilateral. "Hambatan perdagangan di antaranya perbankan dan transportasi ke Irak," jelasnya.

Selain itu, Indonesia mengundang Irak untuk berpartisipasi dalam Trade Expo Indonesia, sedangkan Irak mengundang Indonesia ke Baghdad Fair.

Safaaldeen Mohammed Abdulhakeem Al-Safi menjelaskan, Baghdad Fair diikuti oleh lebih dari 30 negara, di antaranya adalah Prancis dan Turki. Baghdad Fair, lanjutnya, tidak hanya di Baghdad saja, tapi terbuka juga untuk provinsi di Irak, sehingga bisa mengetahui produk-produk Indonesia.

"Baik itu peralatan rumah tangga, industri makanan, pakaian jadi, dan lain sebagainya," jelasnya.

Dihubungi secara terpisah, Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat mengatakan, investor Indonesia tertarik melakukan investasi di Irak terutama di sektor infrastruktur dan tekstil.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya