SBY Sindir Investor yang Gemar Umbar Janji

Insaf Albert Tarigan, Jurnalis
Senin 21 Februari 2011 12:38 WIB
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Foto: okezone
Share :

BOGOR - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyindir investor yang gemar mengumbar janji akan berinvestasi di daerah tertentu namun ternyata tak dilaksanakan atau hanya pepesan kosong belaka. Ke depannya, Presiden berharap hal demikian tak lagi terulang.

Hal tersebut disampaikan Presiden saat membuka rapat kerja pemerintah dan BUMN untuk percepatan dan perluasan pembangunan ke visi 2025 di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (21/2/2011).

"Saya kenyang sekali dengan komitmen, yang berkomitmen membangun transportasi di Jakarta, Gubernur DKI, luar biasa banyaknya 10 tahun ini, semuanya pepesan kosong tidak jalan, barangkali di daerah juga seperti itu, stop seperti itu," katanya di Bogor.

Oleh karena itu, Presiden berharap dalam penyusunan rencana induk (master plan) pembangunan ekonomi ke visi 2025 semua pihak mencantumkan komitmen di atas kertas. Para investor juga mencantumkan jumlah investasi yang jelas.

"Kita tidak mau dalam master plan hanya komitmen, kita ingin agreement, di atas kertas dengan jumlah yang pasti. Dengan demikian, ketika Master plan kita sahkan, dan bukan sekarang masih beberapa bulan lagi maka master plan ini sendiri sudah terisi, isi siapa akan melakukan apa dan kemudian dengan sasaran seperti apa," katanya seraya menambahkan setelah disusun, master plan tersebut rencananya akan ditandatangani Presiden, menteri, gubernur dan investor utama.

Dalam sambutannya kepada seluruh menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, gubernur se-Indonesia, perwakilan BUMN, Staf Khusus Presiden, UKP4, Dewan Pertimbangan Presiden dan lembaga pemerintah non kementerian, Presiden meyakinkan bahwa prospek perekonomian Indonesia berlangsung relatif baik. Dia mencontohkan, pemerintah sudah menghitung biaya proyek infrastruktur dan non infrastruktur dari BUMN, swasta dalam negeri dan mitra negara sahabat yang diharapkan mencapai minimal USD200 miliar atau Rp2.000 triliun lebih.

Dengan jumlah investasi sebesar itu, Presiden yakin akan berimplikasi kepada pertumbuhan tenaga kerja termasuk pengurangan kemiskinan. "Kita juga ingin BUMN menjadi pilar dan kontributor utama." katanya.

Khusus mengenai BUMN, Presiden mengaku senang dengan BUMN yang menjalankan bisnis secara kompetitif dan terus mencari peluang tanpa mengandalkan APBN.Namun, dia juga mengkritik BUMM yang memiliki cara pandang yang tidak cocok karena lebih mengedepankan kepentingannya daripada kepentingan negara.

"Yang saya belum senang, di antara BUMN kita masih ada mindset yang tidak cocok. Sebagai contoh semua mau dikerjakan sendiri, padahal kemampuannya kurang. Kalau kemampuan BUMN kita BUMN x untuk mengembangkan ekonomi, setelah kita hitung mampunya hanya 70 persen ya itu yang kita kasihkan, berikan 30 persen kepada swasta pada mitra yang lain. Kalau mampunya hanya 30 persen, ya itu yang kita berikan penuh, kita dorong, kita berpihak. Tetapi the rest, yang 70 persen berikan kesempatan kepada yang lain," katanya.

Dengan demikian, lanjut Presiden, Negara lah yang lebih diutamakan, bukan kepentingan kepentingan BUMN-BUMN itu sendiri yang saling mengunci sehingga tidak bergerak dan tidak ke mana-mana.(adn)

(Rani Hardjanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya