Inilah Perkiraan Perubahan APBN

Susi Fatimah, Jurnalis
Kamis 01 Maret 2012 16:39 WIB
Ilustrasi. Corbis.
Share :

JAKARTA - Kondisi perekonomian global yang kurang baik, tingginya harga minyak serta kebijakan internal yang akan dilakukan, memaksa pemerintah merevisi asumsi makro dalam APBN Tahun Anggaran 2012.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menjelaskan asumsi-asumsi tersebut akan diperbaharui, mengingat kondisi perekonomian global yang masih dilanda krisis. Untuk pertumbuhan ekonomi, dia mengatakan akan dilakukan exercise terkait target pemerintah sebesar 6,7 persen.

"Ya range itu 6,5-6,7 persen itu. Di antara itu, bisa di bawahnya, bisa di range itu. Kalau memang nanti Bahan Bakar Minyak (BBM) itu disetujui bersama untuk naik, artinya relatif kita harus menyediakan program perlindungan rakyat dan sosial protection," ungkap Hatta di Istana Negara, Jakarta, Kamis (1/3/2012).

Namun, jika angka pertumbuhan ditetapkan pada 6,5 persen tentu pendapatan dari sisi pajak akan menurun. Namun, pendapatan dari PNBP akan meningkat. "Tentu ada defisit anggaran tapi pasti di bawah 3,00 persen, sekira 2,2 persen," tutur Hatta.

Sementara untuk inflasi sebesar 5,3 persen, dipastikan akan meningkat. "Hanya managable berkisar 6,00-7,00 persen. Sekira itu bergeraknya, yang penting harga pangan jangan bergejolak," tegas dia.

Namun, perkiraan tersebut hanya bersifat sementara saja. Yang pasti, pemerintah akan merubah asumsi untuk Indonesian Crude Product (ICP). "Kalau kita melihat per hari ini rata-rata USD118 per barel, kita mungkin nanti di USD105 per barel (dari USD90 per barel)," kata Hatta.

Asumsi yang diperbaharui yakni lifting. "Lifting justru tidak akan tercapai, bahkan lebih rendah dari 950 ribu," tambah dia.

Lebih jauh Hatta mengungkapkan, APBNP, ditargetkan dapat rampung pada Maret ini. "Dalam UU 30 hari sudah selesai. April sudah ada APBN-P," jelasnya. (mrt)

(Martin Bagya Kertiyasa)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya