"Ekonomi Surakarta Stabil di Semester I"

Genta Wahyu, Jurnalis
Rabu 21 Maret 2012 18:47 WIB
Ilustrasi. (Foto: Corbis)
Share :

SOLO - Kendati adanya rencana pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Tarif Dasar Listrik (TDL) pada semester I tahun 2012 dapat berpengaruh terhadap biaya produksi dan distribusi, namun pertumbuhan ekonomi di wilayah eks Karesidenan Surakarta pada semester I tahun 2012 diperkirakan relatif stabil dari proyeksi tahun 2011 yang sebesar 4,8 persen-5,3 persen.

“Memang berisiko menekan pertumbuhan ekonomi, namun masih berada pada batas bawah perkiraan. Artinya masih relative stabil,” ungkap Kepala Kantor Bank Indonesia Solo Doni P Joewono di depan peserta Diseminasi Kajian Ekonomi Regional Wilayah eks Karesidenan Surakarta Semester II-2011 dan Prospek Ekonomi Tahun 2012, di Solo, Jawa Tengah, Rabu (21/3/2012).

Terkait dengan harga, menurut Doni, inflasi kota Solo yang mewakili inflasi di wilayah eks Karesidenan Surakarta pada semester II tahun 2012 menghadapi resiko meningkat. “Tekanan inflasi terutama berasal dari kelompok administered price terkait dengan rencana kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM dan Tarif Dasar Listrik,” jelasnya.

Kebijakan tersebut, menurut Doni lagi, selain menimbulkan dampak langsung terhadap inflasi, juga mempunyai dampak tidak langsung melalui biaya produksi dan distribusi, sehingga dikawatirkan akan direspon produsen dan pedagang dengan menaikkan harga jual produknya.

Lebih lanjut Kepala Kantor Bank Indonesia Solo mengatakan bahwa di kota Solo  dalam keadaan normal inflasi diperkirakan sebesar 4,72 persen. Jika BBM naik menjadi Rp6.000 dan Tarif Dasar Listrik naik tiga persen per triwulan hingga akhir tahun, diperkirakan menyumbang inflasi secara langsung sebesar 1,40 persen. Sehingga proyeksi inflasi menjadi sebesar 6,12 persen.

Kenaikan BBM dan TDL tersebut berisiko menimbulkan dampak lanjutan pada barang lain dengan sumbangan inflasi diperkirakan sebesar 1,54 persen. Sehingga proyeksi inflasi menjadi sebesar 7,66 persen.

“Namun, dampak itu diperkirakan bersifat sementara dan setelah itu akan muncul keseimbangan harga yang baru,” jelasnya.

(Widi Agustian)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya