Kekhawatiran Diboikot AS, Laju Ekspor CPO Ambles

Maesaroh, Jurnalis
Senin 02 April 2012 20:25 WIB
Ilustrasi. Foto: Corbis
Share :

JAKARTA - Kekhawatiran Indonesia akan boikot Amerika Serikat (AS) terhadap minyak sawit Indonesia (CPO) mulai terbukti. Volume ekspor CPO mengalami penurunan tajam dalam dua bulan terakhir, atau pasca pengumuman pemboikotan AS.

China dan India yang selama ini menjadi tujuan utama, bahkan menurunkan impor CPO lebih dari 50 persen. Pada Januari, China masih mengimpor CPO sebesar 10,07 ton dengan nilai USD17,839 juta.

Namun, pada Februari, China menurunkan impor CPO sebesar 79,49 persen hingga hanya menjadi tiga ton dengan nilai USD3,659 juta. Sama dengan China, India juga menurunkan impor CPO-nya sebesar 52,3 persen sepanjang Januri-Februari.

Pada Februari, India masih mengimpor CPO sebanyak 336,14 ton dengan nilai USD320,813 juta sedangkan pada Februari hanya 156,7 ton dengan nilai USD153,027 juta.

Direktur Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Satwiko Darmesto memperkirakan turunnya ekspor CPO ini karena pengaruh boikot AS tersebut.

"Dua bulan ini (CPO) memang turun. Saya tidak tahu apa faktornya karena ada pengaruh Amerika Serikat," tutur Satwiko, di kantornya, Jakarta, Senin (2/4/2012).

Penurunan ekspor CPO berandil besar dalam penurunan laju ekspor kelompok lemak dan minyak hewan/nabati di sektor ekspor nonmigas Indoensia.

Pada Desember 2011, kelompok lemak dan minyak hewan/nabati masih menyumbang USD1,929 miliar dan pada Januari mengalami peningkatan sebesar USD2,166 miliar. Namun, pencapaian ekspor komoditas tersebut turun drastic pada Februari yang hanya tercatat USD1,514 miliar.

Sebagai informasi, AS menutup impor CPO Indonesia dan turunannya per 28 Januari. Dalam notifikasi mereka, AS menyebut  CPO Indonesia tidak ramah lingkungan karena tidak memenuhi standar batasan emisi emisi gas rumah kaca, sebesar 20 persen.

Notice of data availability (NODA) dari Environment Protection Agency (EPA) AS menyebutkan biofuel CPO Indonesia berada di level 17 persen. Ekspor CPO ke AS memang relatif kecil bila dibandingkan ke negara lain. Namun, status AS sebagai negara adi kuasa, dikhawatirkan bakal mempengaruhi negara lain untuk mengambil langkah serupa.

Sebagai catatan, pasar terbesar bagi CPO Indonesia saat ini adalah India, China, dan Uni Eropa. Pada 2010 saja, Indonesia mengekspor hampir 5,8 juta ton CPO ke India atau 35 persen dari total ekspor CPO Indonesia yang mencapai 15,6 juta ton. Sedangkan ekspor ke AS hanya berkisar 172,2 ribu ton.

CPO merupakan salah satu produk unggulan ekspor Indonesia. Dengan produksi CPO sebesar 23,5 juta ton, Indonesia bahkan mencatatkan dirinya sebagai produsen CPO terbesar di dunia.

Secara keseluruhan, Indonesia menyumbang 47 persen dari kelapa sawit dunia atau jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Malaysia (39 persen). Produsen besar kelapa sawit lainnya adalah Nigeria, Thailand, Kolombia, Ekuador, Papua Nugini, Pantai Gading, dan Brasil.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya