JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) nampaknya masih menunjukkan tren positif. Rupiah ditutup kembali menguat tipis.
Menurut kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah diperdagangkan pada kisaran Rp9.145 per USD, dengan rata-rata perdagangan Rp9.099-Rp9.191 per USD. Sedangkan menurut Bloomberg, rupiah diperdagangkan pada Rp9.143 per USD dengan range perdagangan harian Rp9.122-Rp9.185 per USD.
Head of Research Treasury Divison BNI Nurul Eti Nurbaeti mengungkapkan, penguatan rupiah masih dibayangi keputusan penundaan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi oleh pemerintah.
"Terlebih awal April dibuka dengan rilis data-data ekonomi dalam negeri yang dinilai masih solid," ungkap dia kepada okezone di Jakarta, Selasa (3/4/2012).
Selain itu, rencana lelang Surat Utang Negara (SUN) bertarget indikatif Rp6 triliun mensinyalkan dukungan terhadap pergerakan rupiah.
"Akan tetapi, berita mengenai pantauan lembaga rating Fitch dan S&P terkait batalnya implementasi hike fuel prices berpeluang menghadang rupiah," tambah dia.
Sementara dari sentimen global, sentimen positif peningkatan data manufaktur AS memunculkan support tambahan untuk bursa domestik hingga memuluskan tren kenaikannya.
(Martin Bagya Kertiyasa)