JAKARTA - PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) mengumumkan laba bersih setelah pajak (NPAT) konsolidasian sebesar Rp900 miliar untuk kuartal pertama 2012 atau tumbuh 18 persen dari periode yang sama tahun lalu, yaitu Rp763 miliar.
Pertumbuhan laba bersih ini didukung oleh pertumbuhan kredit yang kuat di segmen mass market, korporasi, dan UKM, serta pertumbuhan pada fee income.
"Meskipun ada ketidakpastian dalam ekonomi domestik, yang ditandai oleh potensi kenaikan harga bahan bakar minyak dan tekanan inflasi, iklim usaha tetap kondusif pada kuartal pertama tahun ini," kata Presiden Direktur Danamon Henry Ho, di Jakarta, Selasa (17/4/2012).
Dikatakannya, iklim usaha yang positif ini memungkinkan kami untuk menjaga kinerja yang sehat dan melanjutkan pengembangan pada area pertumbuhan tinggi perseroan dan juga menjajaki area pertumbuhan yang baru.
Sampai akhir kuartal pertama 2012, dana pihak ketiga Danamon naik delapan persen menjadi Rp89 triliun dibandingkan Rp82 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Kenaikan ini didukung oleh pertumbuhan Giro dan Tabungan (Current Account and Savings Account/CASA) sebesar 18 persen menjadi Rp36 triliun. Giro tumbuh sebesar 33 persen menjadi Rp13 triliun dan tabungan tumbuh sebesar 11 persen menjadi Rp23 triliun. Sementara untuk deposito tumbuh tiga persen menjadi Rp53 triliun.
Sementara rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) Danamon naik dari 17,5 persen pada akhir 2011 menjadi 19,1 persen pada akhir Maret 2012. Hal ini memberi momentum positif untuk ekspansi.
"Kami memiliki jaringan distribusi nasional yang luas, dan dengan memanfaatkan permodalan yang kuat, 51 cabang konvensional telah dibuka pada 12 bulan terakhir sampai akhir Maret 2012, sehingga total cabang konvensional menjadi 523 cabang. Untuk mendukung jaringan cabang Danamon yang luas, 211 mesin ATM dan 48 mesin cash deposit machine (CDM) telah ditambah. Dengan demikian, total mesin ATM sudah menjadi 1.298 unit. Sementara total mesin CDM mencapai 49 unit pada akhir Maret 2012," pungkas Vera.