Sharp Ingin Tambah Investasi di Indonesia

Sandra Karina, Jurnalis
Rabu 18 April 2012 17:51 WIB
Ilustrasi. (Foto: okezone)
Share :

JAKARTA - Produsen elektronika asal Jepang, PT Sharp Electronics Indonesia (Sharp) berencana menambah jumlah investasinya di Indonesia. Sharp sebelumnya menyatakan akan berinvestasi sebesar Rp1,2 triliun untuk membangun pabrik baru.

Pabrik baru itu akan memproduksi 220 ribu unit kulkas per bulan dari 120 ribu unit per bulan. Selain itu, pabrik itu juga memproduksi 140 ribu unit mesin cuci per bulan dari 50 ribu unit per bulan. Pembangunan pabrik  yang dilakukan di atas lahan seluas 30 hektare (ha) di Karawang itu akan dimulai Juni 2012 dan beroperasi pada Oktober 2013.

General Manager Administration Division PT Sharp Electronics Indonesia Sukiatno Halim mengatakan, selama ini jenis produk Sharp seperti AC yang digunakan di Indonesia masih bergantung pada impor.

"AC itu kita baru mau produksi, kita selama ini impor. Basis produksinya kan Thailand dulu. Ini kesempatan kita," kata Sukiatno usai bertemu dengan Menteri Perindustrian MS Hidayat, di Jakarta, Rabu (18/4/2012).

Apabila rencana tersebut bisa terealisasikan, dia berharap, kapasitas produksi AC akan mencapai sekira 500 ribu-600 ribu per tahun.

"Utamanya, pabrik itu untuk memproduksi mesin cuci dan kulkas. Nanti, terbuka kemungkinan kita ekspansi karena lahannya begitu besar. Sesuai izin BKPM yang kami terima, terbuka kemungkinan untuk produk lain, seperti AC, LCD TV, dan solar panel. Tapi, belum diputuskan. Tergantung iklim investasi dan kemampuan bersaing produksi kami di sini," jelasnya.

Selama ini, lanjutnya, basis produksi Sharp yang berlokasi di Thailand memproduksi AC sekira 2,8 juta unit per tahun.

"Tapi, yang pasti, ini bukan karena dampak banjir Thailand. Kami tidak terkena. Meski, memang pasokan komponennya sedikit terganggu. Tapi, operasi kami disana sudah set up untuk kulkas dan mesin cuci. Kemampuan produksi sudah memenuhi kebutuhan lokal. Hanya saja, memang untuk high class agak tertahan. Misalnya, untuk AC yang besar, pasokannya agak terhambat sehingga terlambat masuk ke sini," paparnya.

Dia menilai, Indonesia merupakan pasar terbesar setelah India dan China.

Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kemenperin Budi Darmadi mengatakan, pemerintah akan membantu Sharp dalam melakukan investasinya di Indonesia.

"Membantu mengarahkan produk mana yang harus dibuat. Kemudian kita bantu untuk lokal komponennya, tadinya itu 37-40 persen, nah kita yakin lagi setelah kita bantu mereka bisa naikkan lagi enggak? Ternyata bisa, jadi kita bantu untuk komponen lokalnya. Lokal komponen itu artinya suplier lokal kita bangkitkan, kita beri training," tandasnya.

(Widi Agustian)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya