JAKARTA - Pergerakan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi belum banyak bergerak. Hal ini, dipengaruhi kondisi perekonomian global yang saat ini masih dibayangi krisis Eropa.
"Rupiah masih akan bergerak sempit Rp9.150-Rp9.180 per USD. Kalaupun melemah atau menguat, itu sangat tipis, karena rangenya sempit," kata analis valuta asing, Yohanes Ginting, saat dihubungi Okezone di Jakarta, Selasa (24/4/2012).
Menurut dia, belum ada berita besar yang dapat mempengaruhi pergerakan rupiah. Kondisi Eropa misalnya, cenderung fluktuatif dan belum ada hasil yang kongkret atas apa yang sedang diupayakan saat ini. "Eropa masih fluktutif. Kadang (kondisinya) bagus kadang jelek," akunya.
Dia menambahkan, pelaku pasar memang cenderung berhati-hati saat ini. Pasalnya, yang menjadi kunci dari pergerakan rupiah adalah berita serta kabar yang terjadi di eksternal. "Kalau dalam negeri, juga tidak banyak pengaruh," tandasnya.
Sekadar informasi, menurut kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada penutupan perdagangan sore kemarin, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tidak bergerak dibanding pada penutupan Jumat pekan lalu di level Rp9.184 per USD.
(Martin Bagya Kertiyasa)