5 Proyek Antam Butuh Dana USD3,35 Miliar

Widi Agustian, Jurnalis
Selasa 22 Mei 2012 08:33 WIB
Logo Antam. (Foto: Antam)
Share :

JAKARTA - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) membutuhkan dana USD3,35 miliar untuk lima proyeknya. Perseroan akan menggunakan skim kombinasi pendanaan yang optimal dari sumber eksternal dan internal.

SVP Corporate Secretary Antam Tedy Badrujaman menjelaskan, proyek Chemical Grade Alumina Tayan membuthkan dana sebesar USD450 juta. Di mana 65 persen berasal dari pinjaman JBIC dan konsorsium perbankan Jepang, lalu 35 persen sisanya berasal dari injeksi modal pemegang saham PT Indonesia Chemical Alumina, perusahaan pengembang CGA Tayan yang 80 persen sahamnya dimiliki Antam dan 20 persen oleh SDK Jepang.

"Proyek CGA TAyan saat ini masih dalam masa konstruksi dan akan beroperasi di tahun 2014," jelas Tedy dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (22/5/2012).

Lalu proyek Feronikel Halmahera Timur dengan nilai investasi USD1 miliar. 65 persen dananya akan didapatkan dari eksternal dan 35 persen dari injeksi pemegang saham PT Feni Haltim. Proyek ini masih dalam konstruksi dan akan beroperasi di 2014. "Antam telah menunjuk financial arranger untuk menyusun skim pendanaan yang optimal," imbuhnya.

Proyek Modernisasi dan Optimasi Pabrik Feronikel Pomalaa dan Pembangunan PLTU Pomalaa dengan nilai USD450-500 juta, yang berasal dari kombinasi penerbitan obligasi Antam berdenominasi rupiah dan internal perseroan. Proyek ini masih dalam konstruksi dan diharapkan beroperasi pada 2014.

Selanjutnya, proyek Smelter Grade Alumina Mempawah dengan estimasi nilai USD1 miliar. "Proyek ini masih dalam tahapan studi kelayakan dan diharapkan telah beroperasi pada tahun 2016," jelas dia.

Terakhir, proyek Nickel Pig Iron mandiodo dengan nilai USD350-400 juta. Proyek ini juga masih dalam tahapan studi kelayakan, dan diharapkan beroperasi pada tahun 2016. Aneka Tambang juga mengatakan, sejumlah konsumen bijih nikelnya sudah menyatakan kesediaannya untuk menanggung seluruh beban bea keluar ekspor tambang.

Tedy menjelaskan, sejalan dengan rencana pembebanan bea keluar tersebut, Antam sedang melakukan negosiasi dengan seluruh konsumen untuk dapat menanggung seluruh beban bea tersebut. Beberapa konsumen bijih nikel Antam telah menyatakan kesediaannya untuk menanggung beban bea keluar.

Tedy menjelaskan, sehubungan dengan rencana pembebanan bea keluar terhadap ekspor bijih tambang sebesar 20 persen, disampaikan sampai saat ini penetapan pembebanan bea keluar tersebut belum ditetapkan Pemerintah.

Pembebanan bea keluar tersebut menurut rencana akan dikenakan pada komoditas bijih nikel, yang berkontribusi 27 persen terhadap penjualan bersih Antam pada kuartal I-2012. Komoditas feronikel, emas, perak, batu bara dan jasa pemurnian Antam yang berkontribusi 73 persen terhadap penjualan bersih Antam di kuartal I-2012 tidak akan dikenakan bea keluar.

Antam juga menyampaikan kepada publik bahwa rekomendasi dari Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang merupakan salah satu syarat  untuk memperoleh status sebagai Eksportir Terdaftar dari Kementerian Perdagangan untuk tetap dapat melakukan ekspor bijih telah diperoleh.

(Widi Agustian)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya