Pengusaha Kelapa Sawit Proaktif Komunikasikan Industri Sawit

Sudarsono, Jurnalis
Jum'at 22 Juni 2012 18:46 WIB
Ilustrasi
Share :

JAKARTA – Pelaku industri kelapa sawit bertekad lebih aktif mengkomunikasikan perkembangan industrinya agar bisa menghilangkan kesan negatif yang ada di mata dunia.

"Selama ini kita mungkin lebih banyak pasif, memberikan tanggapan kalau sudah ada informasi yang misleading. Ke depan tidak boleh lagi, harus lebih proaktif mengkomunikasikan aspek-aspek positif industri sawit," kata Pengurus Gapki bidang Komunikasi dan Media Relations Tofan Mahdi  di Jakarta, Jumat (22/6/2012).

Menjadi nomor satu di dunia, menurut Tofan, pelaku industri kelapa sawit di Indonesia tetap tidak boleh lengah hal ini karena tantangan yang dihadapi industri sawit semakin berat.

Pelaku industri ditantang untuk membuktikan bahwa industri yang memberi manfaat ekonomi sangat besar ini, juga  ramah lingkungan.

"Kami telah meletakkan satu komitmen yang kuat menuju ke arah industri kelapa sawit yang berkelanjutan (sustainable palm oil)," tambah Tofan.

Menurut Tofan, salah satu kunci penting untuk menuju sustainable palm oil adalah keterbukaan informasi. Pelaku industri kelapa sawit harus berani membuka diri dan menunjukkan kiprah positif yang telah mereka lakukan. Tidak hanya kiprah untuk kepentingan industri, tetapi juga kontribusinya terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat.

"Ungkapan tak kenal maka tak sayang, sangat pas untuk menggambarkan wajah industri kelapa sawit saat ini. Hal ini karena banyak masyarakat yang belum kenal betul, jadi informasi negatif tentang sawit mereka percaya saja," tambah Public Relations anak usaha Astra ini.

Tugas mengenalkan lebih luas industri sawit kepada masyarakat itulah yang sekarang berada di pundak Tofan. Tiga tahun berkiprah di industri sawit, setelah sebelumnya selama 12 tahun berkarir sebagai wartawan, menjadi modal bagi pria kelahiran Pasuruan, Jawa Timur 38 tahun lalu ini dipercaya duduk sebagai Pengurus Pusat Gapki periode 2012-2015. Tofan menjadi pengurus bidang komunikasi, kompartemen hubungan media.

"Selama tiga tahun ini saya juga sudah membantu Gapki terkait komunikasi kepada publik, jadi sekarang tinggal merumuskan strategi yang lebih efektif seperti apa,” jelas dia yang juga mantan Wakil Pemimpin salah satu suratkabar ini.

Tofan mengakui, industri kelapa sawit masih perlu meningkatkan kuantitas dan kualitas komunikasi kepada publik.

”Ketika saya mengajak media ke kebun, sebagian besar kaget, ternyata sawit benar-benar membawa kesejahteraan bagi masyarakat,” sebut dia.

Terkait isu lingkungan, Tofan mengatakan tata kelola perkebunan kelapa sawit anggota GAPKI sudah compliance (sesuai) dengan seluruh regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah. Selain itu, banyak perusahaan perkebunan yang melakukan inovasi di dalam tata kelola lingkungan.
 
”Pemanfaatan burung hantu, pembuatan kolam limbah, dan berbagai program waste management lainnya,” katanya.

Bagaimana komunikasi dengan pemerintah?

”Pemerintah adalah regulator, jadi kita tunduk dan mengikuti seluruh aturan yang ditetapkan. Kita aktif memberikan masukan sehingga kebijakan yang dikeluarkan semakin memberikan ruang bagi kemajuan industri kelapa sawit,” papar dia.

Tofan meyakini, industri kelapa sawit adalah masa depan bangsa Indonesia. Karena itu, seluruh pemangku kepentingan di dalam industri ini harus kompak dan bertekad yang sama bagi keberlanjutan industri kelapa sawit. (gna)

(Rani Hardjanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya