JAKARTA - Meskipun indeks harga konsumen (inflasi) pada Juni 2012 melonjak menjadi 0,62 persen, namun inflasi ke depannya diyakini tidak akan melebihi hingga satu persen. Hal ini dapat terjadi jika pemerintah bergerak cepat mengatasi harga yang mulai merangkak naik.
"Kita biasanya mengadakan rapat mingguan itu pengendalian di lingkungan Menteri Koordinator bidang perekonomian," ungkap Direktur Statistik Harga Badan Pusat Statistik (BPS), Sasmito Hadi Wibowo, di kantornya, Jakarta, Senin (2/7/2012).
Sasmito mencontoh, pada 2011 kemampuan pemerintah mengenadlikan inflasi telah teruji. Saat itu target inflasi 2011 sebesar 5,8 persen, dan realisasi inflasi pada 2011 hanya sebesar 3,79 persen.
"Nah, sekarang kalau pemerintah mau saya rasa juga tergantung mau dikendalikan tidak. Targetnya di APBN kan 5,3 persen pada 2012. Maksudnya saya, dengan kondisi sekarang ini target itu dapat tercapailah," jelasnya.
Dia menambahkan, inflasi tahun ini bisa di bawah lima persen asalkan pemerintah melakukan usaha yang paling maksimal untuk mengendalikan inflasi tersebut. Menurutnya yang perlu diwaspadai adalah perdagangan internasional. Hal ini dirasa perlu karena melihat angka ekspor yang terus menurun dan angka impor yang berbanding terbalik dengan hal itu.
"Pemerintah harus all out-nya di perdagangan internasional kita karena ekspor turun, impor naik. Itu agak berat itu. Harga Mei-Juni itu harga barang ekspor kita turun tapi kok impor ekspor belum cukup mendorong ke atas," tukas dia.
(Martin Bagya Kertiyasa)