MEDAN - Badan Pusat Statistik (BPS) mengklaim terjadinya penurunan jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara sebanyak 74.100 orang. Dimana penurunan jumlah penduduk miskin tertinggi, terjadi di wilayah pedesaan.
Kepala BPS Sumut, Suharno, mengatakan, berdasarkan hasil survei ekonomi nasional (susenas) pada Maret lalu, jumlah penduduk Miskin di Sumut telah mencapai 1.407.200 orang, atau 10,67 persen terhadap jumlah total penduduk. Kondisi ini lebih baik jika dibandingkan dengan kondisi Maret 2011 yang jumlah penduduk miskinnya sebanyak 1.481.300 orang atau 11,33 persen dari total jumlah penduduk.
“Dengan berkurangnya 74.100 orang warga miskin, maka penurunan persentase penduduk miskin sebesar 0,66 point. Penurunan angka kemiskinan ini, didorong oleh inflasi umum yang relatif rendah di angka 3,86 persen. Apalagi perekonomian sumatera utara hingga triwulan pertama 2012 menunjukkan pergerakan yang positif. Begitupula dengan indeks tendensi konsumen yang meningkat dan pengangguran yang menurun,” ungkap dia kepada Okezone, Senin (2/7/2012)
Suharno menambahkan, penurunan angka kemiskinan terbesar di Sumut terjadi di wilayah pedesaan. Tercatat pada Maret jumlah orang miskin di pedesaan Sumatera Utara sebanyak 738 ribu orang, menurun dari Maret 2011 lalu yang mencapai 790.200 orang.
Jumlah penduduk miskin sumut di perkotaan sebanyak 669.200 orang dan di daerah perdesaan sebanyak 738.000 orang. Jika dibandingkan dengan penduduk yang tinggal pada masing-masing daerah tersebut, maka persentase penduduk miskin di daerah perkotaan sebesar 10,32 persen, sedangkan di daerah perdesaan sebesar 11,01 persen,” tambahnya
Suharno menambahkan, kemiskinan bukan hanya sekedar jumlah dan persentase penduduk miskin, namun juga seberapa dalam kemiskinan masyarakat itu sendiri. Tercatat, indeks kemiskinan pada Maret 2012 sebesar 0,34 persen menurun dibandingkan Maret tahun lalu yang mencapai 1,84 persen.
Menurutnya, Pada Maret 2012 Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan di daerah perkotaan lebih tinggi dibandingkan daerah perdesaan. Indeks Kedalaman Kemiskinan untuk perkotaan sebesar 1,65 sementara di perdesaan 1,46 dan Indeks Keparahan Kemiskinan untuk perkotaan sebesar 0,38 sedangkan di perdesaan hanya 0,30.
"Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin di perkotaan lebih jauh dari garis kemiskinan dibanding perdesaan, begitu juga tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk miskin di perkotaan lebih lebar dibanding perdesaan,” tukas dia.
Sekadar informasi, pada Maret 2012 garis kemiskinan Sumatera Utara sebesar Rp262.102 per kapita per bulan. Untuk daerah perkotaan, garis kemiskinannya sebesar Rp286.649 per kapita per bulan, dan untuk daerah perdesaan sebesar Rp238.368 per kapita per bulan.
(Martin Bagya Kertiyasa)