JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat hingga 29 Juni, cadangan devisa Indonesia merosot USD5,026 miliar. Cadangan devisa Indonesia pada 31 Mei 2012 yang mencapai USD111,528 miliar, harus turun USD106,502 miliar.
Meski demikian, direktur Riset dan Kebijakan Moneter BI, Perry Warjiyo, mengatakan penurunan cadangan devisa tidak menjadi kekhawatiran. Menurut dia, BI memang telah menumpuk cadangan devisa untuk mengantisipasi situasi seperti ini.
"Cadangan devisa kita masih besar. Kita dulu menaikkan cadangan devisa itu memang bagian untuk berjaga-jaga saat dibutuhkan, jadi jangan terlalu merisaukan masalah cadangan devisa," ungkap dia usai Salat Jumat, di Masjid Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (6/7/2012).
Perry menambahkan, ada banyak faktor penyebab naik turunnya cadangan devisa. Pertama, kebutuhan untuk memenuhi pasokan valas dalam negeri, ada juga mengurangi, tergantung dari evaluasi cadangan devisa. "Cadangan devisa ada di dolar AS, ada juga di euro, mengikuti pergerakan antara euro sama dolar AS. Itu juga mempengaruhi cadangan devisa sekarang," ungkap Perry.
Oleh karena itu, pelemahan euro juga berdampak terhadap posisi cadangan devisa. Menurutnya, saat ini posisi Cadangan devisa masih jauh lebih cukup untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan menangkal tekanan ekonomi global. "Kita akumulasi cadangan devisa emang maksudnya untuk persiapan itu," ujar Perry.
(Martin Bagya Kertiyasa)