JAKARTA - Tekanan atas rupiah cenderung mereda seiring dengan kabar dari Eropa. Bank sentral Eropa menjalankan Securities Market Program, yakni bentuk unconventional policy dengan melakukan pembelian atas obligasi negara-negara Eurozone.
Hal ini diharapkan akan dapat menahan potensi kenaikan imbal hasil yang saat ini terjadi. Terutama untuk obligasi Spanyol dan Italia yang terus naik hingga dan berada di kisaran tujuh persen.
Dalam risetnya, Head of Research Treasury Division BNI Nurul Eti Nurbaeti menjelaskan, berita baik dari kawasan Eropa potensi mendorong depresiasi dolar AS Indeks hingga tekanan rupiah cenderung mereda.
Berkurangnya tekanan eksternal diperkirakan tidak mengurangi tingginya minat beli dolar di dalam negeri. Besarnya kebutuhan untuk pembayaran impor berpeluang menghambat pergerakan rupiah. Kesiagaan BI mengamankan pergerakan rupiah menjadi faktor penentu untuk menggiring stabilitas nilai tukar rupiah.
Rupiah, pada akhir perdagangan Jumat (27/7/2012) berada di Rp9.485 per USD, menguat dibandingkan perdagangan hari sebelumnya Rp9.493 per USD. Tapi menurut Bloomberg, rupiah berada di Rp9.495 per USD.
Sementara menurut yahoofinance, rupiah ada di Rp9.485 per USD. Di mana kisaran perdagangan harian mata uang RI ini di Rp9.477,5-Rp9.492,5 per USD.
(Widi Agustian)