SINGAPURA - Harga minyak mentah merosot meski diperkirakan masih berada di angka USD91 per barel setelah adanya sentimen positif dari data pekerjaan di Amerika Serikat (AS) yang berada di atas ekspektasi.
Seperti dikutip Reuters, Senin (6/8/2012), minyak mentah asal AS untuk pengiriman September turun 29 sen ke USD 91,11 per barel setelah mencapai level tertingginya Jumat lalu di USD 91,74 atau harga tertinggi sejak 20 Juli. Harga minyak mentah Brent untuk September sendiri turun 50 sen menjadi USD 108,44 per barel.
Dalam lima bulan, pengusaha di AS mempekerjakan karyawannya paling banyak semenjak lima bulan terakhir, data ini menjadi penggerak investor yang menggambarkan bahwa ekonomi terus berkembang. Meski begitu, sentimen ini belum begitu kuat tanpa komitmen The Fed untuk memberikan stimulus.
Bank sentral China pada minggu ini berjanji akan mengintensifkan kebijakan moneternya di semester kedua ini. Mereka juga berusaha memperbaiki kebijakan kredit untuk meningkatkan ekonomi riil. Investor menunggu data inflasi China dan data penjualan serta produksi ritel di AS Kamis mendatang.
Sementara itu, IMF mengirim perwakilannya ke Kairo untuk membicarakan pinjaman pemerintahan baru setelah Jumat lalu lembaga tersebut memberikan pinjaman ke Maroko dan Yordania. (gna)
(Rani Hardjanti)