MEDAN - PT Pertamina (Persero) mencatat peningkatan cukup signifikan pada produk elpiji 3 kilogram (kg). Bahkan diprediksi hingga H+10 Lebaran, kebutuhan akan gas bersubsidi ini bisa melonjak hingga 40 persen dibandingkan rata-rata penjualan hariannya.
"Saat ini kebutuhan akan LPG 3 kg di Sumatera Utara telah mencapai 445 metrik ton (mt) per-hari. Lebih tinggi dibandingkan kebutuhan akan LPG 12-50 kg yang hanya sekira 180 mt per-hari. Khusus LPG 3 kg, diprediksi meningkat hingga 40 persen, maka kebutuhannya bisa mencapai hampir 625 mt per hari. Kita akan upayakan secara maksimal agar ini terpenuhi," tukas Sales Area Manager Pertamina UPMS I Sumatera Bagian Utara Jekson Simanjuntak kepada Okezone, Kamis (16/8/2012).
Jekson menyebutkan, kenaikan permintaan LGP yang sangat tinggi ini, didorong oleh peningkatan kebutuhan masyarakat dalam persiapan Lebaran, serta luasnya pasar LPG 3 kg, seiring selesainya program konversi minyak tanah ke gas di Sumut.
"Konsumsi kita terbilang tinggi dibandingkan daerah lain di Indonesia. Karena program konversi kita sudah selesai. Artinya LPG 3 kg itu sudah di konsumsi secara massif. Sehingga datangnya momentum besar seperti lebaran ini tentunya akan membuat peningkatan secara volume juga akan besar," jelasnya.
Sementara itu untuk LPG 12-50 kg, diakui Jekson, juga akan mengalami kenaikan, seiring peningkatan konsumsi masyarakat. Namun karena jumlah konsumen LPG jenis ini telah berkurang, maka peningkatannya pun tak terlalu signifikan. Diperkirakan lonjakan permintaan gas LPG 12-50 kg hanya akan berkisar di angka empat persen saja.
"Kalau LPG 12-50 kg non-subsidi, saat ini kan tertentu yang memakai. Bisa dibilang yang memiliki kemampuan ekonomi lebih baik lah. Jadi konsumennya juga enggak sebanyak LPG 3 kg. Tapi itu pun kita prediksi akan meningkat sekira empat persen dari 180 mt per hari, menjadi sekira 190-195 mt per hari, hingga H+10 Lebaran," katanya.
Untuk meretas persoalan distribusi yang menjadi salah satu penyebab terganggunya pelayanan, Jeckson mengaku Pertamina tengah berupaya memaksimalkan operasional truk pengangkut gas. Tingkat pertumbuhan permintaan pun diakui sangat dipengaruhi oleh ketepatan distribusi.
"Untuk distribusi kita sudah meminta kepada kontraktor mitra agar menambah frekuensi pendistribusian. Sehingga tidak ada keterlambatan. Di tengah tingginya permintaan, jika barang langka maka kemungkinan panic buying akan tinggi. Makanya sejak awal kita antisipasi. Sejauh ini para kontraktor mitro pengangkut gas itu sudah berkomitmen kok," tutupnya.