MEDAN - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mencatat surplus pada neraca perdagangan Sumatera Utara (Sumut) dan Jepang di Semester I-2012. Namun secara nilai, devisa yang didapatkan Sumatera Utara terbilang lebih kecil dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Ketua Apindo Sumut, Parlindungan Purba, mengatakan sejak Januari hingga Juni 2012 lalu, surplus perdagangan yang diperoleh Sumut dengan Jepang mencapai USD 557,6 juta. Padahal pada Semester I-2011 lalu mencapai USD 662,919 juta dolar AS.
"Surplus sebesar USD 557,6 juta kita dapat dari ekspor yang mencapai 607,599 juta dolar AS dan impor 49,998 juta dolar AS," ungkap dia kepada Okezone, Sabtu (1/9/2012).
Parlindungan menyebutkan, penurunan surplus perdagangan di 2012 terjadi karena melemahnya ekspor seiring penurunan permintaan dari pasar internasional.
"Penurunan ini sudah terprediksi, karena krisis global membuat produsen di negara-negara tujuan ekspor telah menekan angka produksi. Dan kita sebagai pengimpor barang mentah tentunya ikut terdampak," jelasnya.
Sementara data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan hal yang sama. Kepala BPS Sumut, Suharno, menyebutkan Jepang merupakan mitra dagang utama Sumut untuk produk Alumunium. Dengan menurunnya ekspor komoditas tersebut, maka perolehan devisa yang didapatkan pun tentunya akan menurun cukup signifikan.
"Nilai ekspor golongan barang itu pada semester I-2012 mencapai USD166,823 juta. Turun dibanding semester I 2011 yang sudah mencapai USD169,641 juta," tuka dia.
(Martin Bagya Kertiyasa)