JAKARTA - Upaya perbaikan budidaya kakao telah dilaksanakan oleh pemerintah melalui program-program pembangunan dan program nasional, seperti Gerakan Nasional Kakao (Gernas Kakao). Program ini meningkatkan total produksi 29,24 persen produksi nasional komoditas tersebut.
"Upaya yang diperlukan untuk mewujudkan produksi kakao terbesar di dunia, potensi itu memungkinkan, oleh karena itu dikembangkan oleh minat petani, karena harga kakao yang cukup menarik, dan didukung dengan bibit unggul, dan peneliti kita juga baik," ujar Menteri Pertanian Suswono, di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (12/10/2012) malam.
Suswono mengatakan, peningkatan produksi dan mutu kakao yang dilaksanakan tahun 2009, pemerintah melakukan program peningkatan produksi di sembilan propinsi dan 40 kabupaten, tahun 2010 di 13 propinsi 56 kabupaten dan tahun 2011 di 25 propinsi 95 kabupaten.
"Kita lakukan program peningkatan produksi, gerakan ini ditargetkan 1 ton per hektare (ha)," ujar Suswono.
Suswono mengatakan, sasaran Gernas Kakao, yakni perbaikan tanaman seluas 450 ribu hektar meliputi peremajaan tanaman seluas 70 ribu ha, rehabilitasi tanaman seluas 235 ribu ha, dan intensifikasi tanaman seluas 145 ribu ha.
Selain itu, ini guna untuk pemberdayaan petan melalui pelatihan dan pendampingan kepada 450 ribu petani, pengendalian hama dan penyakit tanaman seluas 450 ribu ha, dan perbaikan mutu kakao sesuai SNI.
Dampak dari ini program ini yakni produksi biji kakao nasional tahun 2011 mencapai 712 ribu ton yang diharapkan dapat mendukung kebutuhan bahan baku industri dalam negeri yang pada tahun 2011 sebesar 268 ribu, dan diprediksi tahun 2012 mencapai 400 ton. Selanjutnya meningkatkan menjadi 500 ribu ton pada tahun 2013.
Total produksi kakao tahun 2011 yang berasal dari kebuun Gernas Kakao diperkirakan sebanyak 207.027 ton atau 29,24 persen produksi nasional sebesar 712 ribu ton.
(Widi Agustian)