JAKARTA - Menteri BUMN Dahlan Iskan meminta BUMN pangan untuk tidak tergantung pada tender-tender di Kementerian Pertanian (Kementan). Hal ini terkait dengan maraknya kartel daging belakangan ini.
"Terserah pemerintah, kita tunggu penugasan daja. Saya sudah minta agar BUMN pangan untuk tidak tergantung pada tender-tender di Kementan, sudah saya lakukan sejak tahun lalu," tutur Dahlan, di Jakarta, Minggu (10/2/2013).
Imbauan tersebut, menurut Dahlan, karena dirinya sudah mencium adanya praktek-praktek yang tidak sehat dibidang benih serta pupuk. Dirinya pun mengaku tidak mengetahui jika Kementan rawan kartel.
"Enggak tahu aku (Kementan rawan kartel). Karena waktu itu
saya mencium adanya prakte-praktek yang tdak sehat, dibidang benih, pupuk. Tapi waktu itu saya mencium belum tentu ada," tukasnya.
Dahlan menambahkan, tanda-tanda adanya praktek tidak sehat tersebut sebagai contoh dirinya melihat saat tender ada gejala tidak baik. Namun demikian, "pertanda" tersebut tidak diungkapkannya lebih detail.
"Jadi saya minta BUMN pangan jangan tergantung lagi proyek-proyek pertanian. Waktu itu ada gejala tidak baik. Dan jangan bergantung pada tender-tender," pungkasnya.
Sekadar informasi, kalangan pengusaha menilai kartel makanan menjadi masalah bangsa dan masalah pengusaha. Bahkan, kalangan pengusaha menilai enam komoditas bahan makanan yang dikuasai kartel makanan dengan nilai Rp11 triliun.
Adapun nilai kartel dari daging sapi mencapai Rp340 miliar, daging ayam sebesar Rp1,4 triliun, gula sebesar Rp4,6 triliun, kedelai sebesar Rp1,6 triliun, jagung sebesar Rp2,2 triliun, dan beras sebesar Rp1,2 triliun.