BOGOR - Meski berada tidak jauh dari Jakarta, ternyata masih ada ratusan warga yang belum menikmati aliran listrik dari PT PLN (Persero). Sudah bertahun-tahun warga di Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor ini masih menggunakan aliran listrik dari kincir air.
Sedikitnya, 419 kepala keluarga di Kampung Wangun Dua, Desa Karang Tengah ini belum teraliri listrik dari perusahaan listrik negara. Kondisi tersebut sudah dialami selama puluhan tahun sejak berdirinya kampung tersebut.
Untuk menerangi rumah dan sumber kehidupan, warga terpaksa membuat kincir air. Kincir-kincir air tersebut didirikan di sepanjang kali Ciherang tidak jauh dari rumah warga. Setiap kincir bisa digunakan untuk dua dan tiga rumah. Warga mengaku, biaya pembuatan satu kincir air harus mengeluarkan biaya sebesar Rp4 juta, belum termasuk perawatan tiap bulannya.
Namun bagi warga yang tidak memiliki kincir air terpaksa menggunakan listrik yang berasa dari tenaga surya bantuan dari pemerintah. Namun warga mengaku tenaga surya tidak maksimal digunakan jika musim hujan tiba, bahkan kekuatan lampu menyala hanya tiga jam.
Akibat tidak adanya aliran listrik dari PLN, warga tidak bisa melihat hiburan melalui televisi ataupun membeli barang elektronik lainnya seperti kulkas dan lainnya. Pasalnya, karena aliran listrik dari kincir dan tenaga surya hanya bisa digunakan untuk menerangi rumah.
Warga mengaku sudah meminta permohonan kepada pemerintah namun hingga kini belum terealisasi. Padahal, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga pernah berjanji akan segera mengaliri listrik ke kampung tertinggal tersebut.
Ironis memang, di lokasi yang dikelilingi perumaham mewah seperti Sentul City dan Jungle Sentul dan tidak jauh dari Jakarta masih ada perkampungan yang belum teraliri listrik. Lalu apakah tujuannya menaikkan tarif dasar listrik jika pelayanan belum juga dinikmati warga miskin.
(Widi Agustian)