JAKARTA - PT Adaro Energy Tbk (ADRO) membukukan penurunan pada laba bersih kuartal pertama sebesar 66 persen menjadi USD41,6 juta dibandingkan sebelumnya USD121,8 juta.
Penurunan pada laba bersih juga seiring dengan penurunan pada pendapatan usaha bersih perseroan yang turun sebesar 19 persen menjadi USD740,6 juta dibandingkan sebelumnya sebesar USD915,9 juta.
Penurunan tersebut karena terjadi penurunan harga batu bara, sehingga berdampak terhadap harga jual rata-rata Adaro. Ebitda perseroan pada kisaran USD850 juta hingga USD1 miliar pada 2013.
"Kami memperkirakan pertumbuhan yang kuat di wilayah Asia-Pacifik untuk batu barakan terus berlanjut pada jangka menengah," ungkap Presiden Direktur ADRO, Garibaldi Thohir dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (30/4/2013).
Selain itu, perseroan mencatatkan pertumbuhan produksi 4 persen Yoy menjadi 11,42 juta ton. Volume penjualan relatif stabil yoy dan mencapai 11,23 juta ton. Adapun hara jual rata-rata turun 18 persen yoy pada kuartal pertama 2013. Hal itu karena pengaruh melemahnya indeks harga batu bara global. (wan)
(Widi Agustian)