Butuh Duit, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Beli Obligasi

Dani Jumadil Akhir, Jurnalis
Sabtu 18 Mei 2013 15:44 WIB
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
Share :

BANDUNG - Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) mengungkapkan dana kelolaan LPDP untuk dana pengembangan pendidikan nasional sepanjang 2010 hingga 2013 mencapai Rp15,61 triliun. Dana kelolaan tersebut, kebanyakan ditanamkan dalam instrumen utang.

Direktur Utama LPDP Eko Prasetyo mengatakan dengan dana yang sebesar Rp15,61 itu sudah dicairkan sampai pertengahan Mei ini, dan ditargetkan pada lima tahun ke depan dana kelolaan LPDP bisa mencapai Rp40 triliun. Menurut dia, untuk memutar dana LPDP tersebut, maka akan dilarikan ke instrumen berisiko rendah yaitu obligasi, deposito dan surat utang.

"Kebijakan pengelolaan investasi pada investasi yang memiliki risiko rendah sehingga portofolio baru berupa deposito, obligasi dan surat utang negara," jelas Eko saat pelatihan terkait anggaran pendidikan di Hotel Marbela Bandung, Jawa Barat, Sabtu (18/5/2013).

"Kalau banyak dana kelolaan mencapai Rp40 triliun, bisa berinvestasi pada infrastruktur dengan return meningkat. LPDP akan bisa investasi yang besar dengan asas likuiditas," tambah dia.

Dia melanjutkan, dana ini digunakan untuk membiayai operasional LPDP, lanjut dia, seperti layaknya Badan Layanan Umum (BLU) lainnya. "Biaya operasional diizinkan dari hasil investasi dengan rambu-rambu, efisien dan transparan maksimal 5 persen," katanya.

Dia berharap, dana kelolaan ini pada akan mampu membiayai pendidikan beasiswa S2-S3 bagi 1.500 penerima biaya pendidikan beasiswa dan penelitian tesis dan disertasi. Sedangkan untuk saat ini total pendaftar beasiswa mencapai 8.924 yang melengkapi dokumen 1.957 pendaftar.

Pasalnya saat ini jumlah masyarakat yang sudah meraih gelar S3 di Indonesia baru 98 orang per satu juta penduduk. Data ini jauh dari Malaysia yang mempunyai 509 peraih gelar S3 per satu juta penduduk, Iran 1140 orang, sedangkan Jepang 6438 orang.

Eko menjelaskan tantangan selanjutnya adalah komposisi lulusan perguruan tinggi yang tidak ideal. Bahkan, untuk SDM  di bidang teknik mendukung  program MP3EI Indonesia butuh 7.000 hingga 10.000 PhD.

Saat ini, persentase sarjana teknik baru mencapai 11,56 persen dari seluruh sarjana yang ada di Indonesia. Padahal, peraih sarjana teknik di negara lain jauh lebih besar.

"Di Jerman lulusan teknik mencapai  16 persen, di Jepang 18 persen, Vietnam 20 persen, Malaysia 24 persen. Jadi kita perlu di lapangan itu, orang enginering," tukas dia.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya