Rupiah Anjlok & Kenaikan Harga BBM Jadi Tantangan Pemerintah

Marieska Harya Virdhani, Jurnalis
Rabu 12 Juni 2013 18:42 WIB
ilustrasi: (foto: corbis)
Share :

DEPOK - Pengamat Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Rus'an Nasrudi menilai anjloknya nilai rupiah terhadap dolar sampai di atas Rp10 ribu, merupakan penurunan level psikologis yang terparah sejak 2009. Namun ia meyakini bahwa pemerintah sudah mengantisipasi hal tersebut.

"Bank Sentral perlu tingkatkan awareness secara tegas, setelah 2009 belum pernah anjlok ke level psikologis lebih dari Rp10 ribu, namun harusnya ada antisipasi, pemerintah harusnya sudah memonitor itu," tukasnya kepada Okezone, Rabu (12/6/2013).

Ia menegaskan bahwa terdapat dua faktor baik dari luar maupun dalam negeri. Salah satunya turunnya harga emas, serta pengaruh turunnya bursa regional.

"Mau tak mau banyak investor lari, dan juga ada perbaikan di ekonomi Amerika, dan ini ada dalam posisi superior, harus ada pemberian fiskal dalam negeri yang tepat," ungkapnya.

Sementara faktor dalam negeri, kata Rus'an, yakni gonjang-ganjing rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mau tidak mau akan berpengaruh. Karena itu dibutuhkan ketegasan secara politik di tingkat parlemen.

"Selain BBM juga ada penurunan impor sedikit banyak memperbaiki neraca perdagangan, menaikkan tingkat suku bunga sejalan dengan pengendalian inflasi," tuturnya.

Kondisi ini, lanjutnya, pasti mempengaruhi perekonomian Indonesia sebagai sinyal investasi domestik dimana pengendalian inflasi berpengaruh. Namun ia meyakini bahwa pengaruh global lebih berpengaruh pada momentum inflasi, apalagi menjelang puasa dan lebarin menjadi tantangan bagi pemerintah terkait kebijakan menaikan harga BBM.

"Lebih kepada harus melihat perkembangan inflasi per bulan, tahun ini puasa kan agak maju, sehingga pemerintah masih ada nafas memperbaiki itu sampai akhir tahun, tetapi itu perlu kerja keras banget," tandasnya. (wan)

(Widi Agustian)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya