Kadin Ikut Bentuk Tim Pemantau Harga

Rahmi Djafar, Jurnalis
Rabu 19 Juni 2013 19:22 WIB
ilustrasi: (foto: Okezone)
Share :

MAKASSAR -  Naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang ditetapkan dalam pembahasan APBN Perubahan baru-baru ini, dan menyebabkan sejumlah harga barang juga ikut meningkat, membuat Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulsel, membentuk tim pemantau harga.

Ketua Kadin Sulsel Zulkarnai Arif mengatakan, naiknya harga BBM memang sudah pasti berdampak pada semua harga barang, terhitung dari kebutuhan pokok, properti, harga angkutan kota, dan sebagainya. Namun demikian, hal itu menurut dia sudah diantisipasi sebelumnya, dan pihaknya akan melakukan penyesuaian.

"Kami sudah membentuk tim dengan instansi terkait, untuk memantau harga terutama harga kebutuhan pokok. Selain dipengaruhi oleh naiknya harga BBM, juga Bulan Ramadan yang sudah dekat," jelas Zulkarnain, saat dihubungi via ponselnya, Rabu (19/6/2013).

Tim yang dibentuk tersebut berasal dari instansi terkait di Pemprov Sulsel, termasuk melibatkan instansi terkait di kabupaten/kota. Tim ini terus melakukan pemantauan harga dan jika ditemukan ada lonjakan harga yang tidak terkendali, maka pihaknya akan melakukan operasi pasar ataupun pasar murah.  Menurut dia, operasi pasar dilakukan hanya pada komoditi tertentu yang mengalami lonjakan harga.

"Misalnya kalau harga cabai melambung dan stoknya kurang, maka operasi pasar hanya dilakukan khusus pada komoditi cabai," jelas dia.

Sementara pasar murah akan dilakukan dengan cara biasa, tanpa melihat komoditi tertentu. Warga yang hendak ikut dalam pasar murah, juga tidak perlu diberikan kupon, sehingga semua warga berhak mengikutinya.

Untuk waktunya sendiri, memang tidak dipastikan, apakah dilakukan pada Ramadan, atau pada hari lain, tergantung dari kondisi di pasar.

Sementara itu, pengamat ekonomi Hamid Paddu menyebutkan, meskipun kenaikan BBM berdampak pada harga semua barang terutama kebutuhan pokok, namun hal itu tidah terlalu bergejolak.

Dengan pertumbuhan ekonomi Sulsel yang saat ini sudah berada pada posisi 8,3 persen, dengan naikknya harga BBM ini bisa bernilai positif. Pasalnya, dia menilai hal itu sebagai koreksi BBM, diman uang yang selama ini dinikmati kalangan atas sebanyak 80 persen, sekarang dialihkan ke kalangan bawah, melalui bantuan-bantuan yang didistribusikan oleh pemerintah, salah satunya adalah BLSM, beasiswa yang dijadikan sebagai program menengah ke bawah.

Sehingga, dengan adanya bantuan tersebut masyarakat Indonsia khususnya Sulsel yang 60 persen hidup dari pertanian, bisa meningkatkan hasil pertanian dari masyarakat kalangan bawah, sehingga ekonomi akan tumbuh lebih baik lagi. (wan)

(Widi Agustian)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya