JAKARTA - PT Sucofindo (Persero) mengakui stok batu bara dan produksi batu bara di Indonesia sangat banyak, melihat hal tersebut diperkirakan Indonesia bisa mengekspor 60 juta ton batu bara untuk Korea selama tiga tahun.
Direktur Komersial 3 Sucofindo Surfin Hannan mengatakan dari data Sucofindo produksi batu bara di Indonesia mencapai 350 sampai 500 juta ton per tahun. Sedangkan kebutuhan batu bara hanya mencapai 90 juta ton.
"Indonesia tanpa batu bara briket (kualitas tinggi) kelebihannya banyak," ungkap Sufrin, di Gedung Sucofindo, Jakarta, Selasa (25/6/2013).
Sufrin pun menegaskan kalau masyarakat Indonesia tidak perlu khawatir dengan ekspor yang dilakukan setiap tahun. Sufrin mengatakan kebutuhan pembangkit listrik memakai batu bara masih aman.
"Kebutuhan dalam negeri bisa diatasi produksi batu bara dalam negeri," jelasnya.
Seperti diketahui, Pemerintah Korea Selatan melalui Korea Institute of Energy Research (KIER) dan PT Sucofindo (Persero) menandatangai nota kesepahaman dengan penerapan teknologi Coal Upgraded By Palm Oil (CUPO) untuk industri pertambangan batu bara di Indonesia.
Perjanjian ini akan meningkatkan kualitas batubara untuk memenuhi pembangkit listrik Korea selama tiga tahun. Dari kebutuhan Korea batu bara sebanyak 100 juta ton, Korea impor dari Indonesia sebanyak 40 persen dari seluruh impor. (wan)
(Widi Agustian)