70% Komponen Baterai Produksi AS Ini Produksi Dalam Negeri

Rohmat, Jurnalis
Selasa 08 Oktober 2013 19:51 WIB
Share :

NUSA DUA - Indonesia dan Amerika Serikat (AS) menyepakati kerjasama untuk pengembangan energi listrik yang ramah lingkungan.

Hal ini karena beberapa keberhasilan dalam implementasi energi ramah lingkungan lewat  teknologi asal AS dan energi ini diklaim  bisa menekan gas buang dan limbah.

Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi, mengatakan teknologi asal AS ini sudah diimplementasikan pada ratusan BTS milik Indosat di Kabupaten Bogor, Jawa Barat sejak tiga tahun terakhir.

Budi menambahkan, teknologi yang diaplikasikan itu bisa menghemat energi dibanding berbahan bakar disel yang biasanya memakai minyak dan solar.

“Hampir 70 persen manufaktur maupun SDM-nya para insinyur yang mengerjakan asal Indonesia,“ ungkap Budi di sela Penandatanganan Kerjasama Indosat & Fluidic Energy terkait solusi energi ramah lingkungan, Hotel Nikko Nusa Dua, Bali, Selasa (8/10/2013).

Menurut Budi, teknologi yang diaplikasikan untuk penyediaan jaringan telekomunikasi seluler itu sepenuhnya berbahan baku yang diproduksi dalam negeri dengan investasi hingga Rp500 miliar lebih, seperti timah untuk rangkaian-rangkaian listrik dan lainnya.

"Hanya saja, untuk hak patennya memang berasal dari AS," cetusnya.

Disebutkan dalam teknologi ini diaplikasikan dengan menyediakan baterai berukuran besar sebagai power supply yang mampu menyimpan energi hingga 12 jam.

"Ketika terjadi pemadaman listrik maka baterai ini akan menjadi cadangan sehingga bisa menyediakan energi cukup lama," jelas Budi.
 
Budi menuturkan, ahli-ahli insinyur yang bekerja di pabrikan itu terus berinovasi untuk mengaplikasikan teknologi tersebut disesuaikan dengan kondisi di Indonesia seperti tanah. Iklim dan seterusnya.

Dia  menegaskan, dalam kerjasama antara kedua negara itu yang diadopsi tidak hanya teknologi namun manufacturing dan bahan baku pendukung lainnya.

Pemanfaatan teknologi ini sangat efisien dan mampu melakukan banyak penghematan energi. "Selama listrik masih menyala dia menyimpan energi dan ketika terjadi mati listrik maka cadangan listriknya akan otomatis menyala," jelasnya.

"Ke depan teknologi ini akan terus dikembangkan karena sangat cocok dikembangkan untuk daerah daerah pedalaman yang belum banyak mendapatkan akses listrik." tutupnya. (dan)

(Widi Agustian)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya