JAKARTA - Sejumlah pelaku pasar sempat dibuat pucat pasi karena indeks harga saham gabungan (IHSG) merosot tajam pada Agustus. Di luar dugaan, indeks saham jatuh di bawah level psikologis 4.000, tepatnya di titik 3.967,84.
Hari itu, Selasa 27 Agustus 2013, merupakan hari terburuk dalam sejarah perdagangan Bursa Efek Indonesia tahun ini. IHSG terjun bebas 152,83 poin atau 3,71 persen menjadi 3.967,84
Pelemahan saham terjadi di semua sektor utama, sektor perkebunan tercatat melemah ke 1.714,5, sektor konsumsi melemah ke posisi 1.722,28, sektor infrastruktur melemah ke 923,32, dan sektor manufaktur melemah ke 1.054,94.
Nilai transaksi saat itu tercatat sebesar Rp2,5 triliun dengan volume sebesar 2,394 miliar lembar saham. Sebanyak 278 saham tumbang. Hanya 25 saham yang menguat, dan 33 saham stagnan.
Banyak pelaku pasar yang mengalami kerugian cukup signifikan. Tetapi itu potret empat bulan lalu. Setidaknya investor saham bisa sedikit lega melihat portofolionya menghijau di penghujung tahun.
IHSG, pada akhir perdagangan Senin (30/12/2013), mampu melompat indah 61,19 poin atau 1,45 persen menjadi 4.274,17. Sementara Indeks LQ45 ditutup melaju 9,653 poin atau naik 1,38 persen ke level 711,135.
Sekadar kilas balik. IHSG pada 2 Januari 2013 dibuka di level 4.346,48. Sementara ISG pernah mencetak level tertinggi di level 5.214,48 pada 20 Mei 2013.
Lika-liku IHSG tahun ini memang cukup fluktuatif. Sentimen asing adalah pemicu utama gerak liar saham-saham di lantai bursa. Utamanya ekonomi AS, yang suram hingga digulirkan tapering dan shutdown. Sementara dari sisi internal, lebih kepada imbas sentimen eksternal.
Pada tahun 2014, diharapkan kinerja pasar modal Indonesia bisa lebih baik lagi, baik dari sisi partisipasi investor bertransaksi di pasar modal, maupun perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI.
"Harapan saya semoga di tahun depan bisa meningkat kembali, baik kapitalisasi, jumlah emiten dan lainnya," tutup Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad.
(Rani Hardjanti)