JAKARTA - Dalam perspektif jangka panjang satu dekade, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah terkoreksi besar selama tiga kali. Dalam pandangan jangka pendek, IHSG cenderung bergerak negatif, setidaknya hingga Pemilu selesai.
Menurut Head of Research KSK Financial Group David Cornelis, saat ini kondisi IHSG kurang momentum untuk langsung bangkit kembali di tengah tekanan global serta perlu waktu untuk konsolidasi kebijakan ekonomi Presiden yang baru.
"Saat ini hingga jangka menengah, pasar uang cenderung lebih berkorelasi dengan IHSG ketimbang valuasi fundamentalnya," ujarnya kepada Okezone, Senin (30/12/2013).
Skenario 2014, di semester pertama IHSG akan menguji titik terendah sebelumnya ke level 3.837, lalu kembali memantul dan melanjutkan tren naik sekularnya setelah Presiden baru menjabat dan membawa IHSG menguji level psikologis 5.000 kembali.
Sementara itu, aksi jual investor asing cukup masif di November lalu sebesar Rp4 triliun, menambahi total dana asing yang keluar sejak awal tahun sekitar Rp20 triliun atau terburuk sejak Presiden SBY menjabat di awal periode pertamanya.
Secara tradisional, dana yang ditarik pada Pemilu satu dekade lalu sekitar Rp37 triliun menjelang terpilihnya Presiden baru. Dana tersebut tentunya sebagai pendanaan untuk kampanye Pemilu, yang berarti akan ada potensi pelemahan lanjutan di pasar modal di semester pertama tahun depan. (kie)
(Widi Agustian)