JAKARTA - Perdagangan terakhir 2013, Indeks Harga saham Gabungan (IHSG) diperkirakan menguat kendati posisinya tidak akan sebaik penutupan di akhir perdagangan 2012.
Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang mengatakan, meskipun secara teknikal IHSG membuka peluang penguatan lantaran ditunjang adanya aksi beli, kenaikannya tidak akan setinggi penutupan di tahun 2012.
"Rentang IHSG diproyeksikna 4.191-4.256 berpola Spinning Tops terbentuk atas IHSG mengindikasikan munculnya aksi beli," ucap Edwin di Jakarta, Senin (30/12/2013).
Edwin menambahkan, kondisi krusial akan dihadapi IHSG minggu ini dimana setelah IHSG diperkirakan akan ditutup lebih rendah ketimbang akhir 2012 sehingga menjadikan IHSG sebagai salah satu kinerja indeks terburuk di Asia.
"Walaupun Senin saya perkirakan IHSG menguat mengacu kenaikan EIDO +1.56 persen ditengah kejatuhan tipis Dow Jones -0.01 persen," jelasnya.
Menurut Edwin, setelah menikmati libur New Year, Selasa dan Rabu, Kamis memasuki perdagangan hari pertama di tahun 2014, market menantikan data ekonomi penting yakni Inflasi bulan Desember yang diperkirakan berkisar 0.5 persen-0.7 persen sehingga inflasi full year 2013 diperkirakan dalam range 8.3 persen-8.5 persen.
"Serta Ekspor November sekitar USD15.75 miliar dan impor diperkirakan USD15.65 miliar," tuturnya.
Lebih lanjut, lanjut Edwin, menarik untuk disimak dengan cermat adalah apakah sepanjang Januari 2014 akan ada January Effect seperti yang sebelumnya terjadi atau tidak.
Hal ini mengingat di pertengahan bulan January akan dimulai masa kampanye partai politik berkaitan Pemilu Legislatif yang akan dilakukan 9 April 2014.
"Sehingga volatility market akan naik tajam hingga awal April sebelum masuk masa tenang 6 April sampai dengan 8 April," ucapnya. (kie)
(Widi Agustian)