Masyarakat Dinilai Salah Kaprah Soal Daging Segar

Hendra Kusuma, Jurnalis
Rabu 12 Februari 2014 16:53 WIB
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
Share :

CIBITUNG - Direktur Utama PT Berdikari (Persero) Librato Elarif mengatakan, persepsi masyarakat mengenai daging segar banyak yang salah. Pasalnya, daging segar itu merupakan harus melalui hedging, lalu masuk dalam pembekuan.

"Tapi masyarakat itu menilainya daging beku itu daging bekas," kata Arif saat di RPH Berdikari, Cibitung, Jawa Barat, Rabu (12/2/2014).

Librato menjelaskan, daging segar tersebut, setelah proses pemotongan harus dilakukan proses pelayuan. Proses pelayuan tersebut dilakukan agar darah yang masih berada di sapi dapat keluar dengan maksimal. Dengan begitu, otot sapi yang telah dipotong pun menjadi normal dan lebih layak.

Pembekuan daging, kata Arif, idealnya dilakukan selama delapan jam, namun untuk memastikan beku secara menyeluruh hingga dalam, Berdikari bisa melakukan pembekuan satu hingga dua hari. Sebab, jika tidak beku menyeluruh, titik yang tidak beku akan menjadi pangkal kebusukan daging beku itu sendiri.

"Yang tradisional itu juga fresh, tapi tanpa pelayuan saja, yang berbeda itu keempukan daging dan kebersihan," tambahnya.

Tidak hanya itu, protes Australia kepada Indonesia mengenai animal ware fear atau kekejaman dalam proses potong hewan masih menuai protes dari Australia.

"Yang Australia marah itu, kan cara potongnya, seperti dibanting. Kita melakukan stuning itu agar membuat pingsan, ini juga masuk ke dalam animal ware fear. Jadi kalau kita itu ingin memberikan proses yang lebih bersih," tegasnya.

Mengenai pasar, Librato mengaku Berdikari tidak hanya memasarkan daging produksinya ke market galery, hotel, restoran dan katering (Horeka). Melainkan mendistribusikan juga daging porong hasil Berdikari ke pasar-pasar tradisional.

"Pasar tradisional juga kita layani, jadi kita turut menstabilkan harga daging," tutupnya.

(Widi Agustian)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya