Asumsi APBN 2015, Pemerintah Lebih Optimistis dari BI

Petrus Paulus Lelyemin, Jurnalis
Selasa 24 Juni 2014 16:54 WIB
Pembahasan asumsi makro di DPR. (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) hari ini melakukan Rapat Kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI guna membahas proyeksi Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2015.

Gubernur BI Agus Martowardojo memproyeksikan besaran nilai tukar rupiah sepanjang 2015 akan berada dalam kisaran Rp11.900-Rp12.100 per USD. Menurut dia, angka ini didapatkan setelah mempertimbangkan berbagai kemungkinan tekanan ekonomi global dan nasional yang akan dihadapi Indonesia.

"Untuk besaran inflasi kami perkirakan akan lebih baik yakni pada level 4 plus minus 1 persen, dan besaran pertumbuhan ekonomi ada pada range 5,4-5,8 persen," tutur Agus di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Selasa (24/6/2014).

Sementara itu, dari pihak pemerintah, Menteri Keuangan Chatib Basri memaparkan, proyeksi asumsi makro ekonomi dari pihak pemerintah antara lain, asumsi pertumbuhan ekonomi 2015 akan berada pada level 5,5-6 persen dengan tingkatan inflasi pada range 3-5 persen.

"Angka pertumbuhan ini jelas lebih baik karena angka 5,5 persen dalam APBN-Perubahan 2014 merupakan batas atas kita sedangkan pada Rancangan APBN 2015 merupakan batas bawah proyeksi," tuturnya.

Lebih yakin dari pada pihak Bank Sentral, pemerintah memproyeksikan nilai tukar Rupiah sepanjang tahun 2015 akan berada pada kisaran Rp11.500-Rp12.000. "Rupiah kami proyeksikan pada range itu sesuai dengan ekspektasi situasi nanti," ucapnya.

Chatib mengungkapkan, pemerintah mematok range suku bunga SPN tiga bulan pada kisaran 6-6,5 persen dengan mempertimbangkan dampak gejolak ekonomi global akibat rencana normalisasi sisi moneter Amerika Serikat oleh Bank Sentralnya, The Fed.

"Kami proyeksikan segitu karena pada tahun 2015 ada kemungkinan The Fed akan buat normalisasi. Sehingga ini menyebabkan tingkat bunga di sana naik. Akibatnya akan terjadi outflow di Indonesia," terangnya.

Dari bidang energi, lanjut Chatib memaparkan, pemerintah yakin proyeksi lifting pada tahun 2015 akan menembus besaran 900-920 ribu barel per hari dan gas pada range 1.200-1.250 ribu barel setara minyak per hari. "Ini dengan perkiraan, Blok Cepu sudah mulai beroperasi maksimal pada tahun itu," tukasnya.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya