Lebih lanjut dia menyebutkan bahwa buruh meminta agar biaya operasional naik angkutan umum juga dimasukkan ke dalam KHL. Dengan alasan, buruh membutuhkan tambahan biaya operasional tersebut dialokasikan untuk berpergian mengunjungi teman dan saudaranya yang akan menikah atau acara keluarga.
"Mereka bilang kita pekerja sosial, mau ketempat teman kawinan nggak ada ongkos, ongkos sosial," jelasnya.
Menurutnya, jika tuntutan penambahan KHL itu sampai bocor ke dunia asing maka hanya akan mencoreng pekerja Indonesia di mata investor asing. Pasalnya banyak kebutuhan yang tidak mendasar namun dituntut seperti hal diatas.
"Bagi aku investor dibaca, mempermalukan bangsa, sampai sisir pun masuk. Kita nggak perlu jumlah KHL, tapi kualitasnya," tukasnya.
(Widi Agustian)