JAKARTA – Menteri-menteri bidang perekonomian era Presiden Joko Widodo memiliki pekerjaan rumah (PR) yang cukup berat. Mereka harus mencari solusi untuk mengentaskan permasalahan twin defisit.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) dan defisit fiskal merupakan PR mendesak yang harus disikapi oleh menteri-menteri baru perekonomian.
"Kalau terkait ekonomi yang saya lihat memang perlu disikapi adalah risiko twin defisit, risiko defisit transaksi berjalan, dan risiko di fiskal," papar Agus saat ditemui di Gedung BI, Senin (27/10/2014).
Defisit fiskal sendiri, lanjut dia, terjadi karena penerimaan pajak agak turun dan harga komoiditi turun, sedangkan pengeluaran masih terbebani oleh subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang lebih besar.
"Jadi risiko transaksi berjalan, risiko transaksi finansial modal yang mungkin akan melemah risiko fiskal yang defisit ini adalah satu area," jelas dia.
Selain itu, Agus juga menyebutkan bahwa para menteri harus waspada ketika melihat stabilitas keuangan karena Indonesia harus terus mengantisipasi perkembangan di luar negeri. Untuk itu, pemerintah harus mempercepat proses pengerjaan Undang-Undang Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK).
"Dengan adanya UU itu akan membuat kita dapat lebih siap kalau seandainya ada tekanan dari luar ke Indonesia," jelasnya.
(Widi Agustian)