Dengan demikian, maka harga Premium dan Solar akan mengikuti perkembangan harga minyak mentah dunia. Kepala Ekonom Standard Chartered Bank, Fauzi Ihsan, mengatakan skema akan lebih banyak menghemat anggaran negara.
"Pemerintah bilang kenaikan BBM Rp1.000 saja savingnya Rp24 triliun. Tentu dengan kenaikan harga BBM dan turunnya harga minyak internasional dan penguncian subsidi, saving per tahun anggaran bisa di atas USD10 miliar per tahun," ungkapnya di Jakarta, Senin (8/12/2014).
Dia mengatakan, subsidi tetap yang diberikan pemerintah nantinya berkisar antara Rp1.000-Rp1.500 per liter. Dengan demikian, maka dana dari penghematan ini akan dapat digunakan pada sektor yang lebih penting.
"Melalui skema subsidi seperti ini, diharapkan akan lebih banyak anggaran negara yang bisa dihemat dan disalurkan untuk sektor yang lebih produktif seperti pembangunan infrastruktur," pungkasnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)