Menurutnya, jika pemerintah bisa mengakomodasi kemauan masyarakat pada draft tersebut, nilai tukar Rupiah bisa terkerek ke atas. Namun sebaliknya, jika RAPBN-P tidak sesuai harapan masyarakat Rupiah bisa kembali anjlok.
"Kalau itu (RAPBN-P) sudah mulai dibahas baru akan mulai lagi gejolak (Rupiah) di pasar, Kalau bisa mengakomodasi kemauan masyarakat Rupiah bisa jadi positif, begitu sebaliknya," tukasnya.
Sebagai informasi, pada pergerakan terakhirnya pada 24 Desember 2014 Rupiah dalam perdagangan non-delivery forward (NDF) melemah 6,3 poin ke Rp12.468 per USD dibandingkan dengan penutupan sebelumnya di level Rp12.462 per USD.
(Fakhri Rezy)