Direktur Marketing and Trading PT Pertamina (Persero), Ahmad Bambang menyebutkan kerugian bisnis gas BUMN energi ini dapat berkurang USD100 juta selama satu tahun dengan catatan harga gas dunia tetap stabil.
"Paling-paling baru sekitar USD50 juta kalau enam bulan ke depan. Kalau harga dunia stabil, maka kita bisa mengurangi kerugian sebesar USD100 juta selama satu tahun," kata Ahmad melalui pesan singkatnya kepada Okezone, Jakarta, Senin (5/1/2015).
Ahmad menuturkan, jumlah kerugian bisnis gas Pertamina sampai November 2014 sekira USD340 juta, sedangkan sampai akhir tahun mencapai sekira USD350 juta.
Dia melanjutkan, alasan kenaikan gas Elpiji 12 kg ini berbarengan dengan pengumuman penerapan subsidi tetap terhadap Solar dan peniadaan subsidi untuk Premium. "Itu kan strategi, agar tidak ada pengaruh pada inflasi," tambahnya.
Menurut Ahmad, dengan kenaikan harga gas Elpiji Rp1.500 per kg, diperkirakan Pertamina sudah diperkirakan menelan keuntungan yang cukup.
"Insya Allah sudah untung, walau besarnya belum wajar sebagai bisnis. tergantung harga gas dunia. Kita akan evaluasi harganya sesuai harga pasar dunia, bisa turun bisa juga naik," tutupnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)