JAKARTA - Toyota Motor Corp. mengumumkan rencana ekspansi produksi utama mereka dalam tiga tahun. Langkah mencerminkan strategi perusahaan untuk memprioritaskan pertumbuhan di Amerika Serikat (AS) sekaligus memperdalam pendekatan di China.
Perusahaan Jepang itu pada Rabu mengaku berencana mengeluarkan sekitar USD1 miliar guna membangun sebuah pabrik di Meksiko. Sebanyak USD440 juta lainnya bakal digunakan untuk menambah jaringan manufaktur di fasilitas perakitan yang tersedia di China.
Toyota berencana memproduksi sekitar 200.000 mobil Corolla setahun untuk pasar Amerika Utara. Rencana akan dimulai 2019 mendatang, menurut pernyataan perusahaan. Jalur produksi baru Cina dijadwalkan selesai pada 2017 di Guangzhou. Pabrik ini menyasar produksi sekitar 100.000 mobil per tahun.
Penghasil kendaraan terbesar sedunia itu bergabung dengan jajaran produsen mobil lain, yang turut membangun pabrik di Meksiko. Di sana, biaya upah tenaga kerja cenderung rendah. Meksiko juga terlibat dalam kesepakatan perdagangan bebas dengan belasan negara.
Langkah Toyota menggarisbawahi niat perusahaan bertahan di Amerika Utara. Sejak 2009 di kawasan itu, Toyota berhasrat menjadi pemasok mobil kedua terbesar di AS.
Toyota memprediksi laba operasional sebesar 2,7 triliun yen dalam tahun fiskal yang berakhir Maret.
Di Cina, pertumbuhan produksi tahunan perusahaan sebesar 100.000 kendaraan dari yang terkini sebanyak 1 juta mobil. Jumlahnya masih jauh dari ambisi Toyota demi melipatgandakan penjualan dan produksi hingga 2 juta mobil di masa depan.
“Di Cina, Toyota adalah pengikut. Kami berupaya mengejar pesaing. Kami tidak mengejar volume penjualan dan produksi. Sebaliknya, kami ingin berfokus pada produk demi membentuk posisi," papar sumber dari Toyota.
Penjualan Toyota pada 2014 naik 12,5 persen menjadi 1,03 juta kendaraan. Tahun ini Toyota ingin menambah jumlahnya hingga 1,1 juta mobil. Seperti produsen lainnya dari Jepang, pangsa Toyota di Cina turun dalam beberapa tahun belakangan. (Oleh: Oleh Yoko Kubota di Tokyo dan Dudley Althaus di Mexico City)
Berita ini pertama kali dipublikasikan oleh Wall Street Journal.
(Rizkie Fauzian)