JAKARTA - Freeport-McMoRan Inc pada Kamis lalu melaporkan kerugian akibat lesunya pergerakan harga tembaga menyusul pertumbuhan lamban di Cina, konsumen terbesar tembaga dunia.
Perusahaan yang berkantor pusat di Phoenix (Amerika Serikat) menderita kerugian USD2,47 miliar atau USD2,38 per lembar saham. Pada tahun sebelumnya, Freeport McMoRan membukukan laba USD510 juta. Pendapatan perusahaan turun 17persen menjadi USD4,15 miliar.
Freeport yakin Cina akan kembali membutuhkan tembaga dalam jumlah besar untuk mendongkrak perekonomian setelah dapat memulihkan pertumbuhan.
Perusahaan masih optimistis terhadap “pasar komoditas jangka panjang bagi pelbagai komoditas” yang mereka produksi. Pasalnya, beberapa tambang di sejumlah tempat seperti Arizona, Chile, Peru, Indonesia, dan Republik Demokratik Kongo berada dalam kendalinya.