Berdasarkan penelitian tersebut, karyawan perempuan perlu lebih agresif dan berdiri sendiri lagi. Meskipun perempuan tidak berani melenceng. Namun, pendapat tersebut dipandang tidak mencerminkan kinerja karyawan wanita.
"Ini benar-benar bukan masalah dengan kepercayaan diri perempuan. Bahkan, ini bukan tentang wanita sama sekali," Direktur Penelitian di Catalyst, Anna Beninger.
Selain itu, sejumlah studi juga mendukung pandangan dari Beninger. Tahun lalu, pihaknya menganalisis data Bloomberg dan menemukan mereka memiliki tingkat yang sama dari pengalaman dan pendidikan yang sama, wanita dengan lulusan Master of Business Administration (MBA) sekalipun akan digaji kurang dari laki-laki.
Perempuan juga memiliki waktu yang lebih sulit daripada pria dan lebih sering dihukum karena mencoba untuk bernegosiasi kompensasi. Dengan kata lain, kurangnya kepercayaan terhadap wanita mungkin hanya menjadi realisme dingin, bukan sifat karakter yang melekat.
(Martin Bagya Kertiyasa)