Bos Blue Bird Komentari Persaingan Taksi Jakarta

, Jurnalis
Kamis 18 Juni 2015 10:40 WIB
Bos Blue Bird komentari persaingan taksi Jakarta. (Okezone)
Share :

Blue Bird menjadi perusahaan transportasi pertama di Indonesia yang mengembangkan aplikasi mobile pada 2011, jauh sebelum Uber dan Grab Taxi masuk. The Wall Street Journal berbicara dengan Noni guna mengetahui pendapatnya mengenai persaingan taksi serta potensi pemecahan kemacetan Jakarta. Berikut petikannya:

WSJ: Kini, semakin banyak perusahaan taksi serta aplikasi transportasi baru seperti Uber memasuki Indonesia. Bagaimana pendapat Anda mengenai persaingan tersebut?

Noni: Saat ini, pangsa pasar kami sekitar 37 persen dari armada keseluruhan. Jadi, kami memiliki, memelihara, dan mengendalikan armada serta pengemudinya. Yang lain—Uber dan GrabTaxi—adalah perusahaan aplikasi. GrabTaxi, contohnya, membantu perusahaan taksi kecil yang tidak mampu mengembangkan sistem serupa yang dimiliki [Blue Bird]. Saya rasa kami dapat berbagi pasar.

Mengapa Anda memutuskan untuk mengembangkan aplikasi? Bagaimana pengaruhnya terhadap layanan Anda?

Kami meluncurkan aplikasi pada 2011. Namun, kebanyakan penumpang kami masih mencari taksi [langsung] di jalan serta meminta jasa dari pangkalan terdekat. Kami memiliki lebih dari 450 pangkalan eksklusif di tanah air seperti pusat perbelanjaan, apartemen, dan gedung perkantoran. Alasannya: efisiensi operasional. Kami dapat mengirim taksi terdekat yang diminta pelanggan. Yang terpenting adalah para pelanggan kami memiliki pilihan. Aplikasi taksi adalah salah satunya. Sebanyak 8.000 pesanan disampaikan lewat aplikasi, dan 25.000 lewat panggilan telepon. [Keduanya] hanya mewakili 30% perjalanan armada. Jadi, sebagian besar masih memanfaatkan taksi dari pangkalan atau jalanan.

Adakah peran yang dapat diambil Blue Bird dalam ikut menghubungkan sistem transportasi massal yang tengah direncanakan, seperti MRT?

Warga Jakarta butuh konektivitas terintegrasi. Transportasi massal dapat berfungsi sebagai pokok, karena modelnya menghubungkan satu titik ke titik lain. Orang-orang masih membutuhkan model transportasi yang mengantarnya hingga tujuan akhir. Kami dapat menjadi pendukung jaringan tersebut. Kereta butuh layanan taksi, juga sebaliknya. Kami akan saling bergantung satu sama lain.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya