Muliaman Sindir JK: Turun Naiknya Bursa Tentu Terkait Fundamental Ekonomi

Danang Sugianto, Jurnalis
Selasa 03 Januari 2017 11:42 WIB
(Foto: Koran SINDO)
Share :

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali tahun ini di zona merah dengan melemah melemah 6,3 poin atau 0,12% ke level 5.290 dari posisi penutupan sebelumnya di posisi 5.296.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad mengatakan, kondisi pasar modal saat ini sangat bergantung terhadap kondisi fundamental perekonomian. Untuk itu dia berharap agar pemerintah dan pihak terkait menjaga kondisi makro ekonomi dalam negeri.

"Kita berharap dengan semua usaha dan dengan dukungan perbaikan fundamental ekonomi kita melalui berbagai kebijakan ekonomi pemerintah, peran pasar modal dalam pembangunan akan semakin signifikan," tuturnya di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (3/1/2017).

Kendati begitu, Muliaman memandang, untuk mendorong pasar modal dibutuhkan upaya dari pihak terkait lainnya, seperti PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai salah satu regulator pasar modal. Dibutuhkan pendalaman pasar agar menarik emiten-emiten baru melantai di pasar modal.

"Tersedianya produk pasar modal yang lebih beragam, infrastruktur pasar modal yang lebih handal dan kompetitif, penyederhanaan berbagai proses penawaran umum, penguatan penerapan Good Corporate Governance Emiten, serta melanjutkan edukasi baik untuk calon-calon investor baru maupun calon-calon emiten dalam negeri," tegasnya.

Muliaman menilai, pasar modal Indonesia saat ini sudah cukup menunjukan performa yang baik. Terbukti pada akhir 2016 IHSG tercatat naik 15,32% dibanding akhir tahun sebelumnya.

"Itu merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah Pasar Modal Indonesia serta tertinggi kedua di kawasan Asia Pasifik," imbuhnya.

Tak hanya itu, pasar modal selama ini juga tak hanya menjadi alternatif tempat berinvestasi, tetapi juga sebagai alternatif sumber pembiayaan jangka panjang melengkapi sumber pembiayaan yang selama ini bergantung banyak kepada perbankan.

"Tahun ini sampai akhir November 2016, kredit meningkat sebesar Rp334 triliun (8,46% yoy), sementara total nilai Penawaran Umum selama 2016 tercatat sebesar Rp194,74 triliun atau naik 68,94% dari tahun sebelumnya, yaitu melalui IPO Saham sebesar Rp12,07 triliun, right issue saham sebesar Rp68,06 triliun dan obligasi korporasi sebesar Rp114,61 triliun," terangnya.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya