2018, Tol Trans-Jawa Ditargetkan Tuntas

Koran SINDO, Jurnalis
Selasa 10 Januari 2017 14:24 WIB
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (Foto: Okezone)
Share :

BATANG – Megaproyek tol trans-Jawa yang menghubungkan Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur ditargetkan selesai seluruhnya pada 2018.

Jika terwujud, penyelesaian jalan sepanjang 650 km tersebut lebih cepat dari target semula, yakni pada 2019. Cepatnya pembangunan tersebut karena beberapa kendala utama pembangunan seperti pembebasan lahan tol maupun pendanaan telah berhasil dipecahkan. Bahkan untuk ruas Batang-Semarang sepanjang 75km yang pembebasannya sempat mandek pada 1996, saat ini sudah mencapai sekitar 65%.

Pada arus mudik Lebaran nanti, ruas tol ini diharapkan bisa digunakan secara terbatas, khususnya untuk dilintasi kendaraanberukurankecil. Ruasiniditargetkan benar-benar tuntas pada akhir 2017. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menekankan pihaknya dan Badan Usaha Jalan Tol, yakni PT Jasa Marga, PT Waskita, dan PT Sumber Mitra Jaya, serta para kontraktor sepakat untuk menjaga ritme pekerjaan agar bisa selesai tepat waktu untuk fungsionalisasi ruas ini.

“Selain tol Batang- Semarang, tujuan kunjungan kerja saya kali ini adalah memastikan jalan tol trans-Jawa Jakarta-Surabaya sepanjang 650 km ditargetkan selesai 2018,” ujar Basuki saat mendampingi Presiden Joko Widodo melihat pembangunan tol di Desa Jenarsari, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, kemarin. Sebelumnya Kementerian PUPR telah menargetkan 392 km tol baru yang akan beroperasi tahun ini.

Pada 2018, Kementerian PUPR juga akan berencana menambah panjang operasi tol menjadi 1.182,7 km dan pada 2019 sepanjang 1.851,4 km. Presiden Jokowi meminta ruas-ruas yang sudah tuntas pembebasan lahannya agar dikebut dalam pengerjaan fisiknya. “Kalau pembebasan lahan selesai, pembangunan konstruksi lebih mudah dan cepat. Bisa dikebut dengan dua atau tiga shift,” terang Jokowi. Khusus ruas Batang- Semarang, dia berharap bisa digunakan pada Lebaran 2017 ini untuk mengurangi kepadatan yang selalu terjadi di jalur pantura.

Menurut Presiden, cepatnya pembangunan tol dan pembebasan lahan tak lepas dari adanya dukungan undangundang. Selain itu adanya dana talangan yang bisa digunakan untuk mempercepat pembayaran pembebasan lahan tersebut. “Kecepatan seperti ini yang diharapkan sehingga lima tahun ke depan akan kelihatan, berapa kilometer yang sudah bisa dikerjakan.

Dana tol yang disiapkan pemerintah untuk tol yang mangkrak sebesar Rp32 triliun dan serapannya cepat sekali,” jelasnya. Untuk mempercepat pembangunan ruas Batang- Semarang, PT Jasa Marga melalui anak usahanya PT Jasa Marga Semarang-Batang (JMSB) menggunakan skema pembiayaan contractor pre financing (CPF).

Direktur Utama PT Jasa Marga Desi Arryani mengatakan, pembangunan ruas ini memungkinkan didanai kontraktor pelaksana terlebih dahulu. Setelah itu Jasa Marga menerbitkan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN). “Jadi mereka cair dari SKBDN, nanti setelah tol selesai dan beroperasi, baru bebannya masuk ke Jasa Marga,” kata Desi. Untuk membantu percepatan tol, Sekretaris Daerah Pemprov Jawa Tengah Sri Puryono juga berencana meminta laporan progres pembebasan lahan dan pembangunan setiap pekan.

”Mudah-mudahan cuaca bagus, kalau cuaca bagus insya Allah lancar,” kata dia. Puryono mengaku masih ada lahan yang hingga kini belum terbebaskan, terutamadidaerah Batang-Kendal. “Progres relatif belum selesai. Ini akan kita kejar. Alat, uang, dantenagasudah ada,” katanya. Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Kyatmaja Lookman mengapresiasi langkah pemerintah yang mampu menyambungkan jalur tol dari Jakarta hingga Semarang.

Meski begitu, dia berharap, larangan operasi bagi truk tidak diberlakukan lebih lama selama arus mudik. “Tentu berita yang menggembirakan karena jika dibuka, biaya logistik juga bisa lebih murah dan lebih pasti,” kata dia. Data Kementerian PUPR menyebutkan, terdapat 34 seksi jalan tol yang dioperasikan pada 2017.

Ruas tersebut adalah Bekasi-Cawang-Kp Melayu Seksi 1 Segmen Pangkaljati- Jakasampurna (8,28 km), Semarang-Solo Seksi 3 (Bawen- Salatiga) (17,6 km), Kartosuro- Karanganyar (20,9 km), dan Seksi 1 Solo-Mantingan Segmen Sragen-Mantingan (21,35 km) dan Seksi 2 Mantingan-Ngawi (34,2 km). Selain itu ruas jalan tol cukup panjang yang akan diresmikan tahun ini, yaitu tol Ngawi-KertosonoSeksi1sampai 3 (49,51 km) dan Kertosono- Mojokerto Seksi 2 Jombang- Mojokerto Barat (19,9 km).

Untuk jalan tol di Pulau Sumatera yang akan beroperasi tahun ini, di antaranya tol Medan-Binjai Seksi 2 Helvetia- Semayang (6,18 km) dan Seksi 3 Semayang-Binjai (4,28 km), Palembang-Indralaya Seksi 1 Palembang-Pamulutan (7,75 km) dan Seksi 3 KTM- Simpang (9,28 km), Medan-Kualanamu- Tebing Tinggi sebanyak 7 seksi (61,75 km). Kabid Pembangunan BBPJN VIII Surabaya Achmad Subki mengungkapkan, dari 9 ruas jalan tol yang dalam proses pengerjaan, ada 5 ruas yang ditarget secara fungsional sebelum Lebaran.

Kelima ruas tol itu adalah Saradan-Nganjuk 14,5 km, Jombang-Mojokerto Barat Seksi 2 sepanjang 19,9 km, Surabaya- Mojokerto Seksi 1 sepanjang 4,3 km, Pandaan-Malang 20 km, serta Gempol-Pasuruan Seksi 1 sepanjang 13 km. Dia mengakui pembangunan jalan tol ini sebenarnya sangat tergantung pada pembebasan lahan. “Kalau pembebasan lahan tidak ada hambatan, targetnya pasti juga akan bisa tercapai,” sebut dia.

Tak Terburu-Buru

Sejumlah kalangan berharap, pemerintah tidak gegabah dalam mengoperasikan tol yang belum sepenuhnya siap seperti Batang-Semarang. Kasus tol Brexit pada Lebaran tahun lalu harus menjadi pelajaran berharga sebelum mengambil keputusan. Wakil Ketua Komisi D DPRD Jawa Tengah Hadi Santoso mengatakan, jika ruas ini tetap akan dioperasikan harus benarbenar mendapatkan rekomendasi uji laik operasi dari badan pengelola tol.

“Karena dalam pengelolaan jalan tol ada regulasi yang sangat jelas. Mulai dari perkerasan lahan, perlengkapan jalan, marka, rambu, penerangan, dan sebagainya,” ujarnya. Menurut Hadi, pengoperasian jalan tol di Brebes pada mudik Lebaran tahun lalu sangat terburu- buru. Imbasnya terjadi kemacetan hebat hingga menelan korban jiwa. “Intinya jangan sampai ada hak-hak manusia yang tercederai.

Jadi jangan terlalu memaksakan diri,” tegasnya. Dia juga pesimistis jalan tol Jakarta-Semarang bisa tersambung pada mudik Lebaran 2017. Sebab hingga kini masih banyak lahan yang belum terbebaskan. “Melihat proyek-proyek sebelumnya, yang lama adalah pembebasan lahan. Apalagi pembangunan konstruksinya juga musim penghujan,” kata dia.

Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Agus Sujatno menilai, yang harus diperhatikan pemerintah adalah mencegah bertumpuknya kendaraan pada satu titik seperti saat Lebaran 2016. “Pemerintah sudah harus punya rencana kalau jalur keluar ke Semarang itu harus banyak alternatif,” katanya.

(Raisa Adila)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya