"'P2P lending' cakupan areanya sangat tidak terbatas, tidak ada limitasi ruang karena pemanfaatan teknologi informasi," kata Imansyah.
Cakupan area yang luas tersebut mempunyai sisi positif bagi akses permodalan bagi UMKM dan masyarakat yang jauh dari pusat bisnis. Imansyah berharap perusahaan fintech mampu menciptakan akses keuangan ke UMKM menjadi semakin besar dan terjadi redistribusi aset permodalan sehingga pemerataan bisa berjalan.
Salah satu contoh pemanfaatan teknologi untuk memperluas akses permodalan UMKM telah dilakukan oleh Investree dan PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (Bank Woori Saudara/BWS).
Kedua entitas tersebut telah menandatangani surat kesepahaman kemitraan penjualan untuk memberdayakan industri UMKM. Bentuk kerja sama yang dilakukan akan memudahkan nasabah BWS yang belum terjangkau dalam kategori layak kredit akan diarahkan kepada 'platform' Investree sebagai alternatif mendapatkan pinjaman.
Komisaris Investree, Aida Sutanto, mengatakan Investree dan Bank Woori Saudara memberikan dampak positif kepada masyarakat, khususnya bagi UMKM, sebagai manfaat dari hadirnya fintech yang dapat berperan sebagai mitra strategis industri finansial.
Kemitraan tersebut merupakan kolaborasi strategis kedua Investree sebagai perusahaan fintech dengan sektor perbankan guna memperluas jangkauan nasabah serta meningkatkan inklusi keuangan di Tanah Air.
"Kali ini dengan Bank Woori Saudara kami melakukan kemitraan penjualan dengan peran Bank Woori Saudara sebagai bank swasta multinasional yang membantu kami menyerbarluaskan kemudahan berinvestasi dan mendapatkan pinjaman dengan hadirnya kecanggihan dan kemudahan fintech maupun peer-to-peer (P2P) lending yang dapat diakses di mana saja," kata Adrian.
(Fakhri Rezy)