Hanya saja, pemerintah memiliki pekerjaan rumah terlebih dahulu sebelum menjalin kerjasama dengan Arab Saudi. Salah satunya adalah memberantas mafia migas. Pasalnya, kerjasama potensial ini bisa saja dimanfaatkan oleh sekelompok mafia tersebut untuk meraup keuntungan dari pengembangan proyek migas yang nantinya dapat disetujui.
“Makanya pemerintah harus tegas, khususnya untuk para mafia. Karena kan mereka (mafia migas) yang menghambat pembangunan kilang, mereka yang menghambat impor itu untuk Goverment to Government,” imbuhnya.
Terdapat beberapa kerjasama strategis yang dinilai mampu untuk dihasilkan oleh Arab Saudi dan Indonesia. Di antaranya adalah pembangunan kilang hingga impor minyak murah. Kerjasama ini dinilai perlu dibahas oleh pemerintah Indonesia dalam kunjungan Raja Arab Saudi pada Maret mendatang.
(Fakhri Rezy)