Hati-Hati, RI Bisa Terjebak Krisis Jika Data Tak Cukup

Martin Bagya Kertiyasa, Jurnalis
Rabu 22 Maret 2017 11:22 WIB
Foto: Martin/Okezone
Share :

NUSA DUA - Kebutuhan data untuk menunjang perputaran roda ekonomi di Indonesia saat ini terus ditingkatkan. Pasalnya, tanpa data tersebut Indonesia bisa terjebak krisis seperti yang terjadi pada periode 1997-1998.

Deputi Gubernur BI Sugeng mengatakan, pada periode 1997-1998 Indonesia menghadapi krisis yang luar biasa. Kala itu Rupiah tertekan hampir menembus Rp16.000 per USD.

"Itu karena banyak faktor, seperti cadangan devisa kita yang belum kuat, kemudian juga kita di Bank Indonesia kekurangan data yang kita perlukan,"  katanya  di acara Regional Statistic Conference (RSC), Rabu (22/3/2017).

"Kita merasakan tekanan kenapa begitu besar, ternyata kita belum bangun data utang luar negeri swasta," tambah dia.

Sugeng menjelaskan, pada waktu itu banyak korporasi yang punya utang luar negeri yang cukup besar. Hal ini lantaran sebelum krisis Indonesia dinilai sebagai ekonomi yang hebat.

"Kalau kita ingat dulu kita itu termasuk empat Macan Asia. Sehingga, ketika kita dinilai baik maka banyak kreditor bersedia memberikan pinjaman, mereka confident akan ekonomi Indonesia," terang dia.

"Karena perusahaan yang seharusnya tidak perlu utang, akhirnya mengambil utang karena biaya pinjamannya murah. Akibatnya, eksposure utang swasta itu cukup tinggi," tambahnya.

Imbasnya, ketika Rupiah terjun bebas, maka perusahaan yang penghasilan dalam Rupiah harus membayar utang dalam dolar AS. Mereka pun mengalami kesulitan yang sangat besar, lantaran kebutuhan akan dolar AS meningkat dan menciptakan kelangkaan yang cukup besar.

"Jadi otoritas harus tahu persis data utang. Kami bangun data utang, kami wajibkan korporasi laporkan pinjaman. Terbukti, pada krisis 2008 kita sudah lebih bagus, karena data-data yang sudah kita penuhi," tukas dia.

(kmj)

(Rani Hardjanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya