Cara H&M Tahan Gempuran Industri Fashion

Koran SINDO, Jurnalis
Jum'at 07 April 2017 13:32 WIB
Ilustrasi: Reuters
Share :

“Secara umum, kondisi pasar di Eropa Tengah, Selatan, dan AS memang sedang sulit. Hal itu berdampak besar terhadap perusahaan kami,” kata Persson.

Pada awal April nilai saham H&M juga anjlok sekitar 5,7% di Bursa Saham Stockholm. Tantangan-tantangan ini sekaligus mendorong H&M untuk membuka cabang di negara-negara Asia. Tahun ini, H&M akan menyasar Kazakhstan, Vietnam, Kolombia, Islandia, dan Georgia. Toko pertama H&M di Kazakhstan akan dibuka di Almaty, 18 Mei mendatang.

Sementara itu, di Taiwan, Hong Kong, Makau, Singapura, dan Malaysia, H&M hanya akan membuka toko online pada semester pertama 2017. “Sampai akhir tahun, total toko baru direncanakan mencapai 430 unit. Sebagian besar merupakan toko H&M, sedangkan 70-80 lain merupakan toko COS, & Other Stories, Monki, Weekday, dan ARKET,” ungkap H&M di situs resminya.

Brand seperti COS, & Other Stories, Monki, dan Weekday merupakan jantung utama H&M. Reputasi H&M terselamatkan oleh keberagaman brand-nya sehingga menyasar berbagai kalangan. Pada kuartal I/2017, penjualan H&M di Afrika Selatan meningkat 39% atau sekitar 356 juta Rand Afrika Selatan dari sembilan toko.

Pekan lalu H&M bahkan membuka toko ke-100 di Nelspruit dan toko ke-11 akan dibuka di Polokwane.

H&M sengaja menyasar pasar Afsel untuk mencari pasar pengganti potensial. Pengamat ekonomi Peter Takaendesa mengatakan, H&M tumbuh lebih cepat dibanding ritel terbesar Afsel sekalipun karena beberapa faktor, di antaranya investasi terhadap toko baru kuat, pemasarannya efektif, dan posisi penawaran produknya lebih baik.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya